Rabu, 01 Juni 2016

Ngentot Budhe Marwah Janda Kesepian

Marwah baru berusia 29 tahun, tapi sudah menjanda. Suaminya mati dalam sebuah kecelakaan bus, meninggalkannya sendirian dengan tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Hidupnya jadi susah, karena itulah ia pulang ke desa untuk hidup bersama kedua orang tuanya. Menjadi seorang janda bukan berarti sudah tidak menginginkan seks lagi. Itu salah. Buktinya, Marwah masih saja menginginkannya, apalagi sudah lama ia tidak mendapatkannya. Memeknya jadi gatal, tapi ia harus sekuat tenaga menahannya. Sebagai seorang wanita yang baik, ia tidak boleh terlalu vulgar mengumbar nafsu birahinya. Di desa, Marwah memelihara bebek dan ayam. Dia juga mempunyai sebuah kolam ikan peninggalan almarhum suaminya serta beberepa petak sawah dan sedikit ladang kering. Sehari-hari ia sibuk mengurusnya, lumayan untuk sedikit mengalihkan perhatiannya. Sehari-hari, ia akrab dengan seorang anak pengangon kambing yang sesekali suka mengusilinya. Namanya Adi, umurnya baru limabelas tahun. Selain usil, Adi juga suka bicara seenaknya. Mulanya Marwah risih juga mendengar perkataannya yang tak senonoh itu. Tapi setelah memperhatikan, ternyata anak itu hanya berkata jorok bila mereka berdua saja, dan semua kata-katanya tidak sampai terdengar keluar. Hanya mereka berdua yang tahu. Itu membuat Marwah yakin kalau Adi adalah anak yang pintar menjaga rahasia. Sampai akhirnya, terjadilah peristiwa itu... Hari sudah beranjak sore ketika Marwah berniat untuk mandi. Itu adalah rutinitasnya seperti biasa, tapi entah mengapa, sore itu ia merasa tidak enak hati, seperti ada yang membuatnya deg-degan. Perasaannya jadi tidak menentu, naluri kewanitaannya mengatakan bakal ada sesuatu yang terjadi. Entah itu baik ataupun buruk. Dan benar saja, saat mau menyirami tubuh telanjangnya yang sudah disabuni, tiba-tiba ia dikejutkan oleh sepasang mata yang mengintip penasaran dari balik dinding gedek. Seperti umumnya kamar mandi di desa, kamar mandi Marwah juga cuma ditutup gedeg atau anyaman bambu sebagai sekatnya. Siapapun yang berniat mengintip akan dengan mudah melihat dari celah dinding bambu. Dan sore ini, Adi melakukannya. Ya, Marwah sangat hafal sekali, itu adalah sepasang mata milik si bocah. ”Adi, ngapain kamu?!” tanya Marwah dari dalam. "Ya, ini aku, Budhe..." jawab Adi enteng tanpa merasa bersalah sedikitpun. Ia malah tersenyum lebar karena sudah berhasil mengintip tubuh montok Marwah yang sehari-hari tertutup jubah panjang dan jilbab lebar. Memang, tidak semua orang bisa seberuntung dirinya saat ini. Dalam hati, Marwah membatin, ”Nakal sekali anak ini, harus aku kasih pelajaran!” Dan pelajaran yang cocok untuk anak semacam Adi adalah... Marwah akan membiarkan bocah kecil itu terus mengintip tubuhnya! Rasain, biar saja dia jadi puyeng karena melihat seluruh tubuhnya. Marwah tidak peduli. Salah sendiri jadi anak kok nakal banget. Pura-pura tidak terjadi apa-apa, Marwah meneruskan acara mandinya. Sambil mengguyur tubuh montoknya yang masih penuh busa sabun, ia sedikit meliuk-liukkan tubuhnya, memamerkan bokong dan payudaranya yang bulat montok pada Adi. Tersenyum dalam hati, Marwah memperhatikan betapa Adi terdiam dan terkagum-kagum memandanginya. Bocah itu melotot dengan air liur hampir menetes keluar. Jangankan Adi yang baru beranjak gede, orang-orang di pasar saja suka usil bila melihat Marwah. Mereka suka mencolek dan menggodanya kala Marwah menjual telur bebek ke salah satu kios langganannya. Dengan kemolekan tubuhnya, Marwah dengan cepat menjadi idola para pedagang telur di pasar inpres. Tapi untunglah, dengan dandanannya yang alim dan sopan, sampai saat ini belum ada yang berani berbuat macam-macam kepada dirinya. Dan Marwah berharap, semoga selamanya juga tidak ada. Dia ingin menjalani hidupnya di desa ini dengan tenang. Marwah tidak ingin mencari masalah. Setelah tubuhnya bersih, Marwah mengambil handuk yang ada di cantolan baju. Pelan dia mengusap sisa-sisa air yang masih menempel di tubuh montoknya. Diperhatikannya Adi yang masih tetap setia mengintip dari celah dinding. Marwah tersenyum, ia berniat untuk unjuk diri sekali lagi. Entah kenapa, menghadapi Adi yang usil, sisi liar Marwah jadi bergejolak seperti ini. Padahal biasanya ia cukup teliti menjaga aurat, buktinya ia selalu mengenakan baju panjang dan jilbab kalau keluar rumah. Marwah tidak ingin ada yang menikmati lekuk tubuh montoknya secara gratis. Menghadap persis ke arah Adi, Marwah mulai beraksi. Sedikit membusungkan dada, ia mulai meremas-remas kedua bukit kembarnya berulang kali, membuat benda yang masih kelihatan padat meski sudah digunakan menyusui 3 orang bayi itu semakin terlihat indah. Marwah juga memilin-milin putingnya yang mungil kecoklatan, yang kelihatan sangat kontras dengan kulit tubuhnya yang putih mulus. Tak berhenti sampai di situ, tangan Marwah turun ke bawah dan mulai mengusap-usap bibir vaginanya. Dia mencolokkan dua jarinya ke dalam dan mulai mengocoknya dengan begitu lembut. Di luar, Adi menegang dan terpana saat melihat Marwah yang mulai bermasturbasi di depan matanya. Adegan itu terus berlangsung selama beberapa menit sampai akhirnya Marwah menjerit keenakan tak lama kemudian. Dari memeknya memancar air bening yang amat deras. Adi tak berkedip memandanginya, bahkan ia terlihat semakin menempelkan matanya di dinding kamar mandi agar bisa melihat lebih jelas lagi. Terengah-engah penuh kepuasan, Marwah mengguyur tubuhnya. Ia mandi sekali lagi. Dilihatnya Adi masih setia mengintip apapun yang ia lakukan. Marwah segera menegurnya. ”Sudah, Di. Sudah tidak ada yang bisa dilihat.” katanya begitu acara mandi sore itu selesai. Tidak mendengar jawaban, Marwah menebak kalau Adi sudah pergi. Hari sudah mulai gelap hingga ia tidak bisa melihat ke antara celah dinding kamar mandi. Marwah segera mengenakan baju panjangnya kembali dan berjalan keluar menuju rumah. *** Hari masih pagi ketika Marwah pergi ke sawah untuk melihat bebek-bebeknya. Saat itu dia membawa beberapa buah singkong goreng sebagai bekal. Setelah memastikan bebeknya tidak ada yang hilang dan selesai memberi makan mereka, Marwah pergi ke gubuk di tengah sawah untuk beristirahat. Saat sedang asyik memakan bekalnya, dilihatnya Adi datang mendekat. ”Hmm, mau apa bocah nakal itu sekarang?” batin Marwah dalam hati. Dilihat dari cengirannya yang usil, sepertinya Adi tidak merasa bersalah dengan peristiwa kemarin. ”Pagi, Budhe... habis ngasih makan bebek ya?” tanyanya. ”Iya,” Marwah mengangguk. ”Mana kambingmu?” ia bertanya. Tidak biasanya Adi pergi sendirian ke sawah tanpa dibuntuti kambing-kambingnya. ”Sudah dibawa bapak ke bukit sana,” Adi menunjuk bukit kecil yang ada di sebelah kiri mereka. ”Kemarin kamu mengintip Budhe ya, kenapa?” tanya Marwah saat Adi sudah duduk di sebelahnya. ”Adi suka nglihat tetek Budhe yang gede,” jawab Adi enteng. Marwah memperhatikan payudaranya. Memang benar, meski tertutup baju panjang dan jilbab lebar, benda itu terlihat sangat bulat dan menggiurkan. Anak sekecil Adi aja tahu kalau tetek Marwah begitu montok dan besar. Bocah itu tidak salah. ”Selain tetek Budhe, kamu mau lihat apa lagi?” pancing Marwah, entah kenapa dia jadi bertanya seperti ini. "Ya... apalagi kalau bukan tempeknya Budhe," kata Adi seenaknya. Yang dimaksud dengan tempek adalah kemaluan wanita, alias vagina. "Kamu masih kecil, tapi sudah gatal," Marwah nyeletuk. Meski tahu kalau Adi sedikit nakal, dia tetap sayang kepada bocah itu karena Adi suka membantunya kalau Marwah lagi sibuk di sawah sendirian. Semua penduduk desa tahu kalau mereka sangat dekat dan akrab. Tapi tak seorang yang tahu kalau Adi suka ngomong jorok dan seenaknya. ”Tempek Budhe kemarin gatal ya, kok sampe digaruk segala?” tanya Adi mengenai masturbasi Marwah. Marwah tersenyum lebar, ”Bukan gatal, Budhe cuma pengen kencing aja.” dia mengarang alasan. ”Perasaan, kalau ibuku kencing nggak sampai seperti itu deh,” sahut Adi. ”Kamu pernah melihat ibumu kencing?” tanya Marwah tak percaya, benar-benar sudah kelewatan bocah satu ini. ”Nggak ngeliat langsung, cuman nggak sengaja saat ibu jongkok di kebun belakang.” jelas Adi. ”Dasar kamu ya,” Marwah mengacak-acak rambut bocah itu. ”Eh, kalau ngintip ibumu mandi mandi, pernah nggak?” tanya Marwah, tiba-tiba saja terlintas pikiran itu di otaknya yang tertutup jilbab. Adi mengangguk. ”Iya, pernah.” "Gimana tetek ibumu, gede kan?" tanya Marwah penasaran. Dia memang pernah sekali melihat ibu Adi sedang mandi di sungai, dan menurutnya tubuh perempuan itu cukup menarik juga meski wajahnya tidak cantik-cantik amat. Adi terdiam membayangkan, ”Lumayan sih, tapi tetep lebih gede punya Budhe,” jawabnya sesaat kemudian. Marwah tertawa mendengarnya. ”Itu karena usia ibumu sudah tua, jadi teteknya kendor. Coba kalau seusia Budhe, pasti ukurannya bakal sama.” Adi menggeleng, ”Nggak, masih lebih bagus punya Budhe.” Marwah tertawa lagi. “Trus, emang kenapa kalau lebih bagus punya Budhe? Kamu mau ngapain?” tantangnya. Adi tersipu malu, ”Ya nggak apa-apa sih. Adi cuma pingin pegang, pingin hisap, pingin remas-remas!" kata bocah itu sekenanya. "Ah, kamu ini... dasar anak kecil!" Marwah kembali mengacak-acak rambut gondrong Adi. "Kecil apanya? Nih Budhe lihat!" tanpa disangka oleh Marwah, Adi tiba-tiba berdiri dan memelorotkan celananya. ”Adi!” pekik Marwah saat melihat kontol Adi yang sudah ngaceng keras. Walau bulunya masih sangat sedikit, tapi benda itu tampak begitu mempesona. Bagi seorang wanita yang haus akan sentuhan seperti Marwah, melihat kontol tepat di depan matanya seperti sekarang, tak urung dengan cepat membuat darahnya berdesir. ”Gila. Anak umur limabelas tahun, tapi kontolnya sudah mirip orang dewasa,” batin Marwah dalam hati. "Gimana, besar kan, Budhe?" tanya Adi bangga sambil semakin memamerkan penisnya. "Ya, lumayan juga.” Marwah tak sanggup memalingkan mukanya dari benda coklat panjang itu. ”Kok cuma lumayan, ini kan sudah gede banget.” protes Adi tidak terima. ”Memang gede sih, tapi kan belum pernah dipakai. Mana bisa tahu kuat apa nggak?" pancing Marwah lebih nakal lagi. "Dipakai buat ngentot ya, Budhe?” tanya Adi polos. Marwah mengangguk mengiyakan. ”Iya, kamu sudah pernah ngentot belum? Aku yakin belum!” yakin Marwah. Adi tersipu malu, “Aku kepingin ngentot, Budhe, tapi bagaimana?” tanyanya bingung. ”Bukan bagaimana, tapi sama siapa! Kalau soal cara ngentot sih, Budhe bisa ngajarin.” tawar Marwah. Adi langsung menyeringai lebar mendengarnya, ”Ya betul! Kenapa nggak sama Budhe aja?” kata Adi ceplas-ceplos. "Gila kamu! Ngajarin kan bisa lewat tulisan atau cerita, nggak perlu harus ngentot langsung." kilah Marwah. "Ayolah, Budhe. Masak cuma lewat tulisan, nggak seru dong!” kata Adi. Marwah diam tidak menjawab. Dia tampak berpikir keras. Sebagai seorang wanita berjilbab, ia tidak boleh melakukannya. Tapi di sisi lain, hati kecilnya tidak bisa dibohongi. Pembicaraan ini telah memancing gairahnya. Ditambah dengan kontol Adi yang besar, yang terus tersaji indah di depannya, membuat Marwah jadi sangat kesulitan untuk menentukan sikap. Bebek-bebek terus bersuara di sekitar mereka, terkadang berenang kian kemari di air sawah yang baru saja dipanen. Binatang berkaki selaput itu berebutan memakan biji padi yang masih banyak berserakan disana. Sisanya yang tidak kebagian mencocorkan paruhnya ke pematang sawah, berharap mendapat cacing atau siput yang sedang sial. "Boleh ya, Budhe?" Adi mendesak semakin berani. Marwah menghela nafas. Ia memandangi bocah kecil itu dan tersenyum, "Benar kamu mau tahu?" tanyanya penasaran dengan kemampuan Adi. "Iya, Budhe. Aku pengen sekali ngentot. Apalagi dengan orang secantik Budhe, aku pingin sekali!!" seru Adi penuh semangat. "Tapi kamu tidak boleh bercerita kepada siapapun juga. Sumpah?" kata Marwah serius. "Sumpah, Budhe. Aku nggak bakal cerita sama siapapun." Adi menganggukkan kepalanya. Marwah tersenyum dan kembali mengacak-acak rambut gondrong Adi. ”Sebentar ya,” dia melihat sekeliling, memastikan kalau mereka aman. Gubuk itu berbentuk terbuka, dengan anyaman bambu yang menutupi hingga sebatas pundak. Kalau mereka duduk, dari kejauhan, hanya kepala mereka yang terlihat. Marwah menyadari hal ini dan tersenyum. Mereka bisa melakukannya! Situasi juga sangat memungkinkan. Hari yang masih pagi membuat para petani sibuk di sawah masing-masing. Tidak akan ada yang melihat ke arah gubuk, atau bahkan mendatangi tempat dimana Adi dan Marwah sedang berada sekarang. Ditambah suara ratusan bebek yang berkuek-kuek nyaring, itu bisa menyamarkan dengan baik suara desahan mereka saat ngentot nanti. ”Sempurna!” Marwah membatin dalam hati. Dia kemudian berpaling kembali pada Adi. "Kamu telentang di sini dan tetap pakai bajumu. Kalau ada orang lewat, kamu cepat menaikkan kembali celanamu!" kata Marwah memberi instruksi. Adi segera mengikuti apa yang dianjurkan oleh perempuan cantik itu. Dia tidur telentang dan celana melorot hingga sebatas paha, memperlihatkan burung besarnya yang mendongak gagah mencari mangsa. Marwah mengelus-elus burung Adi sebentar sampai benda itu menjadi benar-benar keras. Gila, ternyata kontol itu bisa membengkak sampai dua kali lipat, ukurannya juga menjadi sedikit lebih panjang. Marwah sampai geleng-geleng kepala dibuatnya. ”Baru umur segini sudah begini gede, gimana kalau sudah besar nanti?” Marwah membatin dalam hati, menyadari potensi pada diri Adi sebagai pria perkasa. Tak tahan, Marwah segera mengangkat baju panjangnya ke atas, ia menyingkapnya hingga ke pinggang. Dibiarkannya Adi mengelus-elus kulit pahanya yang putih mulus sebentar. ”Kamu suka, Di?” tanyanya sambil melepaskan celana dalam. Dengan nakal dipamerkannya lubang memeknya yang sempit pada bocah kecil itu. ”S-suka... suka banget, Budhe!” sahut Adi dengan mata nanar menatap gundukan memek Marwah yang tersaji indah di depan hidungnya. Dengan tangan gemetar ia mulai mengusap-usap dan memijitinya. ”Isap, Di,” kata Marwah sambil menggeser sedikit tubuhnya, ia menaruh belahan memeknya tepat di depan mulut si bocah kecil. Adi dengan penasaran segera menjulurkan lidahnya. Rasa memek Marwah yang segar dan harum membuatnya suka, iapun menjilat dan menghisap benda itu dengan begitu rakus. Adi bahkan sampai membenamkan muka ke dalam lubangnya. Ia bernafas disana. Marwah yang menerimanya jadi kelojotan tak karuan. Sudah lama ia tidak merasakan yang seperti ini, dan begitu mendapatkannya, ternyata Adi begitu pintar. Gerakan lidahnya bagai orang yang sudah berpengalaman bertahun-tahun, padahal Marwah tahu, ini juga saat pertama Adi. ”Ahh.. Terus, Di. Yah, disitu... isep yang mungil itu. Itu namanya itil, Di. Enak banget kalau diisep! Oughhh!” Marwah merintih tak karuan. Tangannya menggapai-gapai untuk mencari pegangan agar tidak sampai ambruk karena saking nikmatnya. Tapi yang ia temukan malah kontol besar Adi. Tak apalah, daripada tidak ada sama sekali. Marwah segera memeganginya dan mulai mengocoknya pelan. Adi yang mendapat suntikan rangsangan dari Marwah, melenguh pelan dan mulai menjilat semakin keras. sekarang bukan lidahnya saja yang bekerja, tapi juga tangannya. Adi menyusupkan tangannya ke balik baju terusan Marwah dan menyelipkannya di balik BH perempuan cantik itu. Diremas-remas tetek Marwah yang menggantung indah, yang selama ini selalu menjadi obsesinya dengan penuh nafsu. Ugh, benda itu terasa begitu empuk dan kenyal. Ukurannya yang sangat besar membuat tangan mungil Adi tidak bisa mencakup semuanya. Dengan dua jari, Adi menjepit dan memilin-milin putingnya yang terasa mengganjal. Sebentar saja, benda itu sudah menjadi begitu kaku dan keras, sama dengan kontolnya yang kini mulai dijilat dan diciumi oleh Marwah. Saling mengulum kemaluan, mereka kini berposisi 69. Marwah di atas dan Adi di bawah. Melihat kontol Adi yang menjadi kian keras dan panjang membuat Marwah jadi tak tahan. Maka sambil menyodorkan memeknya ke mulut mungil si bocah, ia pun mulai menunduk untuk mengulum dan menjilati batang penis Adi. Adi yang mendapat tambahan rangsangan dari Marwah, memekik gembira. Dengan penuh nafsu ia menjilat dan menghisap memek sempit si ibu muda, sementara kedua tangannya terus bergerilya meremas-remas gundukan payudara Marwah yang sekarang menggantung indah di balik bajunya dan sudah tidak tertutup BH. Cukup lama mereka berada dalam posisi seperti itu sebelum akhirnya Marwah bangkit dan mulai mengangkangi tubuh Adi. Menghadap lurus ke arah si bocah, Marwah menaruh kedua lututnya di atas balai-balai gubuk yang terbuat dari bambu. Ditangkapnya burung Adi yang sudah menyundul-nyundul tak sabar di depan pintu gerbang surganya, lalu dituntunnya benda itu agar segera memasukinya secara perlahan. Memek Marwah terasa sangat lengket dan basah, campuran antara cairan kewanitaannya yang merembes keluar dan air liur Adi. Marwah terus menekan tubuhnya ke bawah saat batang penis Adi sudah menyelinap masuk. ”Oughhh...” Adi merintih begitu merasakan kehangatan lubang memek Marwah yang menyelimuti batang penisnya. Lorongnya terasa begitu lembut dan hangat, juga sangat menggigit sekali hingga membuat Adi yang doyan onani jadi merem melek keenakan. Sambil mengoyang perlahan-lahan, Marwah berpura-pura lagi menjaga bebeknya. Ketika ada seseorang lewat di pematang seberang, dia sengaja berteriak-teriak menghalau bebek-bebeknya. Orang itu tersenyum dan menyapa Marwah, ”Giat amat, Mbak Marwah. Pagi-pagi sudah ke sawah.” Menahan desahannya, Marwah tersenyum dan menjawab, ”Iya nih, Pak, oughhh... bebeknya nakal, ahh... suka nyosor ke sawah orang, ughh!” Petani tua yang menyapanya memicingkan mata, ”Mbak Marwah nggak apa-apa? Kok kayak kesakitan gitu?” tanyanya curiga. Marwah kembali tersenyum, ”B-banyak semut, ehss... pada ngegigit kaki saya!” Pak Tua tersenyum, ”Hati-hati, Mbak. Disini semutnya nakal-nakal, sukanya gigit wanita cantik.” ”I-iya, Pak, arghhh!” Marwah memekik. Saat itu, berbaring di bawah tubuhnya, Adi menggenjot penisnya semakin keras. Begitu kencangnya tusukan itu hingga beberapa kali kontolnya yang panjang menembus memek Marwah hingga ke pangkal. Marwah jadi kelojotan dibuatnya. Ia merasa sangat nikmat sekali. Tetap tersenyum, sambil geleng-geleng kepala, si Petani Tua pergi meninggalkan Marwah. Dia meneruskan langkah menuju ke sawahnya sendiri. ”Eghh... Budhe!” Adi memeluk kedua paha Marwah dan menggoyang pinggulnya semakin cepat. Dia juga merasa nikmat, bahkan lebih nikmat daripada yang dirasakan Marwah, mungkin karena ini adalah persetubuhan pertamanya. Setiap hari, setiap kali angon kambing, Adi selalu berfantasi dan berbicara tentang kecantikan Marwah dengan teman-temannya. Bocah-bocah kecil itu ramai ngomongin betapa molek dan montoknya ibu muda itu. Beberapa kali mereka saling menantang, bertanya siapa yang berani menggoda Marwah duluan. Dan sampai berbulan-bulan, ternyata hanya Adi yang berani mendekatinya. Dan sekarang dia mendapatkan hasilnya, Adi bisa merasakan tubuh montok Marwah meski dalam situasi yang sangat menegangkan. Tapi justru itu yang bikin nikmat, rasa deg-degan karena takut terpergok membuat mereka meresapi setiap detik tautan alat kelamin mereka. Memandang sekeliling, Marwah memastikan kalau tidak ada lagi orang yang lewat. Sambil terus menggoyang tubuhnya dari atas, ia semakin kencang menekan pinggulnya jauh ke bawah, membuat kontol Adi jadi menusuk dan menancap lebih dalam. Mereka memekik bersamaan, cukup keras terdengar, tapi untung ada suara celoteh bebek-bebek yang menyamarkannya. Marwah membungkuk dan mengeluarkan teteknya dari balik jubah, ia meminta Adi untuk menghisapnya. ”Ini kan yang kau inginkan?” tanyanya dengan kerlingan nakal. Tak menjawab, Adi segera menyosor benda bulat itu. Gerakan mulutnya secepat paruh para bebek yang lagi berebutan cacing. Bedanya, kali ini puting Marwah lah yang menjadi sasarannya. Adi mencucup dan menghisapnya dengan rakus. Ia menjilatinya secara bergantian, dua-duanya ia garap secara adil, dari kiri ke kanan, lalu balik lagi lagi ke kiri. Kalau sudah kelelahan, ia benamkan mukanya ke belahannya yang curam. ”Auw!” Marwah memekik kegelian menerimanya, tapi bukannya berhenti, ia malah meminta Adi agar menggigit-gigit ringan putingnya. Dengan senang hati, Adipun melakukannya. Dan Marwah semakin kelojotan dibuatnya, ia terus menekan tubunnya sampai dirasakannya Adi orgasme tak lama kemudian. Sperma bocah itu berhamburan memenuhi lubang memeknya. ”Budhe, aku keluar!” pekik bocah itu sambil meremas kuat-kuat tetek besar Marwah. Marwah terdiam, membiarkan Adi menikmati puncak permainannya. ”Dasar bocah, baru sebentar sudah keluar.” batinnya dalam hati. Tapi Marwah tak bisa menyalahkannya juga. Siapa juga yang bisa tahan main lama dengannya? Jangankan Adi yang masih bau kencur, dulu suaminya saja hanya sanggup bertahan lima menit. ”Tubuhmu terlalu nikmat, Sayang!” begitu kata suaminya beralasan kalau Marwah mendengus kecewa. Dan sampai laki-laki itu meninggal, Marwah tidak pernah merasakan indahnya orgasme. Jadi dia maklum saja kalau Adi yang baru pertama kali ini ngentot, jadi kelihatan cupu di depannya. ”Kamu salah memilih sasaran, Di.” gumam Marwah sambil membenahi pakaiannya. Dia sudah mencabut penis Adi dari belahan memeknya dan sekarang menyuruh bocah nakal itu untuk mencuci tubuhnya di sungai. Marwah menyusul tak lama kemudian. Jongkok di tepi sungai, ia membasuh lubang kencingnya yang penuh oleh sperma Adi. ”Budhe, punyaku bangun lagi.” seru Adi yang duduk di sebelahnya. Marwah menoleh, dan mendapati kontol Adi yang sudah tegang kembali. ”Kenapa, kamu pengen lagi?” tanya Marwah menggoda. Dia memegangi penis itu dan kembali mengocoknya pelan. Adi mengangguk malu-malu, ”Iya, Budhe.” ”Kan tadi sudah,” kilah Marwah. ”Tapi masih pengen,” rengek Adi manja. ”Besok lagi ya? Sekarang Budhe harus pulang, sudah siang.” Marwah melepas kontol Adi, membuat si bocah melenguh kecewa. ”Besok? Disini? Seperti tadi? tanya Adi penasaran. Marwah tersenyum dan mengangguk. Hatinya gembira, dia kini sudah punya ’teman’ yang bisa membantunya melepas birahi, meski itu adalah Adi, anak tetangganya yang baru berusia limabelas tahun. Tapi tak apa, biarpun masih kecil, tapi kontolnya sudah keras dan panjang. Dan kalau dilatih dengan benar, dengan bimbingan Marwah tentunya, sebentar lagi benda itu akan menjadi dewasa dan siap untuk digunakan sepenuhnya. “Gimana, Budhe?” tanya Adi lagi, menagih janji Marwah. Marwah mengangguk. "Iya, disini. Tapi ingat, kamu harus jaga rahasia ini. Kalau sampai ada orang yang tahu, bisa-bisa kamu akan dibunuh orang. Kamu nggak mau kan itu terjadi?” ancam Marwah. Adi mengangguk setuju. *** Esoknya, setelah mengikat kambing-kambingnya ke pohon terdekat, Adi mendekati Marwah yang sudah menunggu di dalam gubuk. ”Pagi, Budhe?” sapanya ramah. Marwah melirik celana bocah itu, tampak sudah ada sedikit tonjolan disana, Adi rupanya sudah tak sabar. ”Kok bawa kambing, kemana ayahmu?” tanya Marwah basa-basi. Tidak menjawab, Adi malah meloncat duduk di samping Marwah dan langsung menjulurkan tangannya untuk meremas-remas tetek Marwah yang tersembunyi di balik baju kurung. ”Adi kangen ini, Budhe.” kata bocah itu. Marwah tersenyum dan tetap membiarkan Adi melakukannya. ”Budhe juga kangen ini?” balas Marwah sambil mengelus-elus kontol Adi dari luar celana. Cukup lama mereka saling merangsang hingga ada beberapa orang ibu-ibu yang lewat di belakang gubuk. Marwah segera berpura-pura menawari Adi minum kopi. ”Cepat minum, Di, sebelum keburu dingin!” Adi langsung menenggaknya, sama sekali tidak menyangka kalau kopi itu masih sangat panas. Dia langsung mengaduh sambil jingkrak-jingkrak, lidahnya serasa terbakar. Para ibu tertawa melihatnya, bahkan Marwah juga ikutan tertawa. Adi jadi tersipu karena jadi bahan tertawaan. Tapi untunglah, karena tingkahnya itu, jadi tidak ada yang curiga dengan apa yang baru saja ia lakukan bersama Marwah. ”Dapat kue apa, Di, dari Budhe Marwah?” tanya salah seorang ibu. Mereka rupanya hendak menuju sawah Haji karim yang hari ini dipanen. Adipun menjawab sekenanya, ”Ini, ada singkong goreng. Tapi masih belum boleh dimakan, nunggu dibuka dulu.” ibu-ibu tertawa mendengarnya, setelah pamit pada Marwah, mereka melanjutkan perjalanan. Marwah yang mengerti apa yang dimaksud oleh Adi, langsung menjitak kepala bocah itu kuat-kuat. ”Hati-hati kalau bicara, kan sudah Budhe peringatkan kemarin.” ancam Marwah. ”I-iya, Budhe.” sambil mengusap-usap kepalanya yang jadi benjol, Adi menjawab takut-takut. Marwah jadi kasihan melihatnya. Setelah melihat sekeliling, memastikan kalau situasi aman, iapun berkata pada Adi. ”Udah... sini, sekarang kamu rebahan di pahaku. Kepalamu di sini,” Marwah menunjuk pangkal paha di bawah perutnya. ”Kamu hisap tetek Budhe biar lidahmu jadi dingin lagi.” kata Marwah, merujuk pada kekonyolan Adi tadi. Mengangguk kesenengan, Adipun merebahkan kepalanya di paha Marwah, dinantikannya Marwah yang sedang sibuk melepas kancing baju panjangnya. Tersenyum, Marwah mengeluarkan teteknya dan memberikannya pada Adi, ia menarik keluar dua-duanya, menyajikan pemandangan yang sangat indah di mata si bocah. Tak berkedip, Adi segera mencium dan mengulumnya, ia hisap putingnya yang bulat runcing bergantian, kiri dan kanan. Bagai bayi yang kehausan, mulutnya terus menempel di dada Marwah. Dengan jilbab lebarnya, Marwah menyembunyikan kepala Adi, membuat perbuatan mesum mereka jadi terasa aman. Di sisi lain, Marwah juga tak mau tinggal diam, dia mulai mengelus-elus burung Adi. Tak puas dari luar celana, ia masukkan tangannya ke dalam celana si bocah. Masih tak puas juga, akhirnya ia pelorotkan celana pendek Adi ke bawah hingga kontolnya yang sudah menegang dahsyat terlontar keluar. Marwah segera menangkap dan menggenggamnya, lalu dengan perlahan mulai dielusnya. Sementara Adi terus menghisap teteknya secara bergantian, Marwah mulai mengocok benda itu kuat-kuat, ia benar-benar gemas dengan kontol muda Adi. ”Ehm... ehss... enak, Budhe!” desis Adi dengan mulut tetap menempel di puting Marwah, sekarang benda itu sudah terlihat basah dan memerah karena air liurnya. Marwah membalas dengan mengocok penis Adi semakin cepat, dan saat ia sudah mulai tak tahan, cepat-cepat Marwah menyingkap baju panjangnya dan berbaring telentang di papan. Sedikit tak sabar, ia bimbing Adi agar segera menindih tubuhnya. Gemas ditangkapnya burung bocah itu lalu cepat dimasukkannya ke dalam memek saat Adi tampak kesulitan melakukannya. Begitu sudah masuk, reflek Adi segera memompa tubuhnya, membuat alat kelamin mereka sekali lagi saling mengisi dan menggesek. Mereka melenguh berbarengan, juga merintih bersama-sama, serta berkeringat berdua sampai akhirnya Adi melepaskan spermanya tak lama kemudian. Sama seperti kemarin, Marwah juga belum apa-apa. Ia baru merasa nikmat, tapi Adi sudah keburu terkapar duluan. Tapi lumayan, sudah sedikit lebih lama dari kemarin. Adi segera mencabut penisnya dan duduk terengah-engah di samping Marwah, ia melihat sekeliling sembari memperbaiki celananya. "Bagaimana, ada orang" tanya Marwah yang masih tiduran. Tangannya menarik kembali bajunya ke bawah hingga menutup ke mata kaki. Untuk payudaranya, tetap ia biarkan terbuka karena Adi masih mengusap-usap dan meremas-remasnya pelan. Bocah itu tampak sangat menyukainya. Tidak menjawab, mata Adi tetap awas melihat sekeliling. Sementara tangannya juga tetap berada di atas gundukan payudara Marwah, meremas-remas lembut disana sambil sesekali memijit dan menjepit putingnya yang bulat mungil. Merasa diperdayai, Marwah segera bangkit dan duduk di samping Adi. Benar, sawah kelihatan sepi, sama sekali tidak ada orang. Ia segera menjitak kepala bocah itu keras-keras, ”Dasar kamu, ya!” umpatnya karena sudah dibohongi. Adi tertawa cengengesan sambil mengusap-usap kepalanya yang nyeri, sama sekali tidak kelihatan marah. Malah dia mengajak Marwah untuk pergi ke sungai membersihkan diri. Sejak itu, hubungan mereka menjadi semakin ’akrab’. Adi setiap hari meminta jatah kepada Marwah, dia sudah tidak malu-malu lagi melakukannya, sepertinya dia sudah ketagihan dengan tubuh molek ibu muda itu. Marwah yang melihatnya, jadi punya ide lain. Dengan senang hati ia memberikan tubuhnya pada Adi dengan sedikit permintaan; disuruhnya Adi ini dan itu, mulai dari menjaga bebek hingga mengangkat pakan ternak yang beratnya minta ampun. Tapi Adi tampak senang-senang saja melakukannya, yang penting ia dapat merasakan tubuh mulus Marwah. Hubungan itu terus berjalan hingga tanpa terasa sudah memasuki bulan ketiga. Adi sudah semakin ahli dan pintar, beberapa kali ia bisa mengantar Marwah menuju orgasmenya. Marwah senang bukan main menerimanya, ia semakin sayang pada bocah itu. Untuk jaga-jaga, Marwah ikut KB. Tiap hari ia minum pil agar tidak sampai hamil. Hubungan ini tidak boleh sampai berakhir. Dan bukan hanya mereka berdua yang senang, orang tua Adi juga ikut gembira karena anaknya diperlakukan dengan baik oleh Marwah. Mereka ikhlas saja melepas Adi, bahkan menyuruh bocah itu agar tak segan membantu Marwah bila ada kesulitan. Misalnya seperti hari ini, saat Marwah sibuk membuat telor asin, dengan senang hati orang tua Adi mengijinkan anak mereka agar menginap di rumah Marwah. ”Biar bisa cepat selesai,” begitu kata ayahnya. Marwah tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Di belakang, Adi bersorak gembira karena tadi siang, Marwah menjanjikannya sesuatu yang ’spesial’, dengan syarat dia mau tidur di rumahnya. Adi jadi tidak sabar menunggu, apakah sesuatu yang spesial itu? Malam bergerak lamban bagi Adi. Sampai pukul 21.00, mereka masih mengerjakan pesanan telor asin yang tinggal sedikit lagi selesai. Di luar, suasana cukup sepi. Di Desa itu memang jarang yang keluar malam. Kelelahan setelah bekerja seharian di ladang membuat banyak rumah yang sudah menutup pintu, bahkan tidak sedikit yang mematikan lampu. Tak terkecuali kediaman Marwah, bahkan anak dan orang tua Marwah sudah pada tidur sejak sore tadi. Hanya tinggal Adi dan Marwah yang masih melek di malam yang dingin itu. Adi yang sudah tak sabar segera mencolek lengan Marwah, ”Gimana, Budhe?” tanyanya konak. Marwah membalas dengan mengusap pelan kontol Ade, benda itu terasa sudah mengeras dan menegang penuh. ”Sabar, tinggal sedikit lagi.” bisiknya. Adi memindahkan tangannya ke gundukan payudara Marwah, membuat baju kurung yang dikenakan wanita itu jadi bernoda tanah saat dia mulai meremas-remas pelan disana. Marwah hanya mendesah, tapi tidak menolak. Sambil terus membuat telor asin, dia membiarkan tangan Adi tetap berkreasi. Sekarang bocah itu malah sudah memasukkan jari-jemarinya ke sela kancing baju Marwah, menyentuh gundukan payudaranya secara langsung dan memilin-milin putingnya yang sudah mulai terasa sedikit mengeras. Marwah sadar, Adi sudah benar-benar pengen, nafsu bocah itu sudah tidak dapat ditangguhkan lagi. Meletakkan telornya yang tinggal sekeranjang lagi, Marwah segera mengajak Adi untuk mencuci tangan ke sumur belakang. Setelah itu ia segera menuntun si bocah masuk ke dalam kamarnya. Saat melewati dapur, Marwah mengambil sedikit minyak goreng, ditaruhnya di dalam sebuah mangkok kecil. ”Buat apa, Budhe?” tanya Adi penasaran. “Ini yang kubilang spesial kemarin,” sahut Marwah. ”Budhe mau menggoreng ikan di kamar?” tanya Adi polos. Tawa Marwah meledak mendengarnya, ”Sudah, kamu diam saja.” Mereka masuk ke kamar dan Marwah segera mengunci pintunya. Dua anaknya sudah tidur di kamar yang lain, sedang yang terkecil lebih sering tidur bersama neneknya. Marwah tidur sendiri di kamar ini. Tapi tidak malam ini, sekarang ia ditemani Adi, yang sudah ditelanjanginya sampai bugil dan disuruhnya berbaring di atas ranjang. Marwah sudah melapisi spreinya dengan plastik putih tipis transaparan. ”Panas, Budhe.” Adi mengomentari alas tidurnya yang aneh. Marwah tersenyum saja, tapi tidak menjawab. Ia mulai mencopoti seluruh bajunya hingga tak lama kemudian sudah sama-sama bugil. Kontol Adi tampak semakin menegang dahsyat melihat tubuh montok Marwah yang tersaji indah di depannya. Inilah untuk pertama kalinya ia melihat tubuh Budhenya secara utuh, dalam jarak yang begitu dekat, tanpa perlu harus mengintip seperti yang dilakukannya dulu. Tetap tersenyum, Marwah segera berjalan mendekat sambil membawa mangkok berisi minyak goreng. Ia duduk di samping Adi. Dibiarkannya tangan Adi yang nakal mulai merambat untuk mengelus-elus seluruh tubuhnya. ”Kamu suka tubuh Budhe?” tanya Marwah memancing sambil tangannya mulai melumuri burung Adi memakai minyak goreng. Adi tentu saja langsung tersentak dibuatnya. ”Ehm... suka banget, Budhe! Uughh... enak!” rintihnya saat Marwah mulai mengocok kontolnya pelan. Marwah kembali mengucurkan minyaknya, kali ini giliran perut dan dada Adi yang menjadi sasaran. Dengan menggunakan gundukan payudaranya, Marwah kemudian menunduk untuk meratakannya. Adi tentu saja langsung terkejang-kejang dipijit-pijit seperti itu. Apalagi saat Marwah mulai menindih tubuhnya, dan secara perlahan memasukkan penisnya yang sudah menegang dahsyat ke dalam lubang memeknya... ugh, nyawa Adi bagai terbang ke langit ke tujuh merasakannya! Tapi baru saja ia menggoyang, kira-kira masih sepuluh tusukan, tiba-tiba Marwah berhenti menggerakkan pinggulnya, membuat kontol Adi yang baru merasa nikmat jadi ngaceng tanggung. ”Budhe, kok berhenti?” tanya Adi kecewa. Marwah tersenyum penuh arti, ”Kamu suka, enak tidak?” tanya Marwah nakal. Adi mengangguk cepat, ”Enak banget, Budhe. Ayo goyang lagi!” pintanya. Marwah menggeleng. ”Ada lagi yang lebih enak, kamu pasti suka!” sambil berkata, dia turun dari tubuh Adi, membuat si bocah makin mendengus kesal karena merasa dipermainkan. ”Apaan, Budhe? Ayo cepetan!” seru Adi tak sabar, rasanya dia tega untuk memperkosa Marwah kalau wanita itu terus menggodanya seperti ini. Tidak menjawab, Marwah mengambil minyak goreng lalu mulai melumuri lubang pantatnya sendiri. Setelah dirasa cukup merata, dia kemudian membungkuk di depan Adi, mempertontonkan lubang pantatnya yang tampak licin dan mengkilat. Adi yang tidak mengerti apa yang diinginkan oleh Marwah, segera menyerbu dari belakang dan menusukkan batang kontolnya ke lubang memek si ibu muda. ”Bukan yang itu, Di.” Marwah cepat mendorong tubuh Adi ke belakang. ”Tapi yang ini!” dia menunjuk lubang anusnya. Adi celingukan, ”Apa cukup, Budhe?” tanyanya sambil membandingkan ukuran penisnya dengan lubang itu. ”Lakukan saja, nanti aku tuntun,” kata Marwah tak sabar. Dia kembali menungging saat Adi mulai berlutut di belakangnya. Cepat ditangkapnya burung bocah itu lalu ia tempelkan ujungnya yang tumpul ke lubang pantatnya. "Ayo tusuk, Di. Tekan yang kuat," Marwah memberi perintah. Adi mengikuti, ia tekan kontolnya kuat-kuat hingga menembus lubang sempit itu. Ia merasakan bagaimana cengkeraman lubang anus Marwah bagai mencekik burungnya, tapi tetap berusaha ia tahan karena di sisi lain ia juga merasa nikmat karenanya. Adi merasa kontolnya bagai diremas-remas dan dielus-elus ringan oleh lorong anus Marwah. "Ayo goyang, Di," bisik Marwah saat rasa kebas di pantatnya sudah mulai hilang. Adi melakukannya, ia mulai menggoyang pinggulnya perlahan hingga batang penisnya yang besar bergerak keluar-masuk dengan pelan di dalam lubang sempit Marwah. ”Eghs... Terus, Di... ughh... enak!” desah Marwah keenakan. Mereka terus berada dalam posisi seperti itu hingga beberapa menit lamanya. Sambil menggoyang, Adi menggapai tetek Marwah yang menggantung indah di depannya untuk digunakannya sebagai pegangan. Putingnya yang mungil ia pilin-pilin kuat saat penisnya keluar-masuk semakin cepat di pantat perempuan cantik itu ”Ough... enak, Di! Terus! Tusuk yang dalam! Ahh...” Marwah menggeleng-gelengkan kepala, merasa sangat nikmat sekali. Sudah lama ia tidak merasakan yang seperti ini, terakhir dengan suaminya beberapa tahun yang lalu, itupun tidak lama karena sang suami lebih suka mencoblos liang memeknya daripada lubang pantatnya. Dengan Adi, Marwah jadi bisa menyalurkan fantasinya yang tertunda. ”Arghhh... Adi... aku… oughhh...” tak sanggup meneruskan kata-katanya, Marwah meledak tak lama kemudian. Ia orgasme, air cintanya tumpah ruah membasahi plastik bening di atas sprei. Adi sedikit kaget dibuatnya, ia sempat menghentikan goyangannya sebentar untuk mengintip apa yang terjadi. Saat tahu kalau Marwah baik-baik saja, bahkan wanita itu terlihat puas dan bahagia sekali, barulah Adi meneruskan genjotannya, bahkan kali ini menjadi lebih cepat karena ia juga merasa tidak tahan lagi. Jepitan anus Marwah yang sangat ketat dan kuat mustahil untuk dilawan. ”Arghhhh... Budhe!” menjerit tak kalah keras, Adi memeluk kuat tubuh montok Marwah dan menusukkan penisnya sedalam mungkin ke lubang dubur perempuan cantik itu, disana ia melepaskan semua spermanya berkali-kali. Marwah tersenyum, semua pelajarannya untuk mendewasakan Adi kini tuntas sudah. Anak itu sudah resmi menjadi lelaki dewasa. Dipeluknya tubuh kurus Adi yang ambruk kelelahan di atas ranjang, ditunggunya hingga Adi siap untuk ronde yang kedua. Malam ini adalah malam spesial, mereka tidak boleh tidur!

Ngentot Dengan Mama Ku Berjilbab

Namaku anto anak dari toni (papah) dan andari (mamah). papah seorang bisnisman yang supersibuk dan jarang sekali berada di rumah. sementara mamah seorang ibu rumah tangga biasa yang suka mengisi waktunya dengan mengisi ceramah pengajian ibu2, mamah mengisi acara pengajian bukan karena ingin mengincar uang tapi hanya karena ingin mengisi waktu luang saja karena pada dasarnya untuk segi ekonomi keluarga kita cukup berada, mamah lulusan salah satu PTN dari jurusan yang berhubungan agama makanya mamah cukup pandai untuk mengisi acara pengajian ibu2 atau ceramah. waktu itu hari sabtu aku sedang di sekolah untuk latihan ekskul futsal, pada hari sabtu tidak ada kegiatan belajar mengajar. aku latihan futsal dari jam 8 sampai dengan jam 10, aku memiliki kebiasaan langsung bermain dengan teman2 atau tidak langsung pulang ke rumah. pukul 9 latihan futsal kami dihentikan karena memang sedari awal pelatih kami terlihat kurang sehat makanya latihan kami hanya dibimbing sebentar dan selebihnya kami dibebaskan memilih untuk latihan sendiri atau pulang. entah kenapa hari itu aku malas sekali untuk bermain dan lebih memilih untuk pulang. sekitar 20 menit perjalanan akhirnya aku sampai di rumah, yang aku tau rumahku sedang tidak ada siapa2 karena papah sedang keluar kota sementara mamah sedang mengisi acara pengajian di komplek sebelah. Sesampainya di rumah sebelum memasukan motor, dari luar gerbang rumah aku melihat mobil mamah masih terparkir di garasi rumah kami dan di sebelah mobil mamah terlihat ada sepeda motor jadul yang tak lain aku sering liat motor tsb dipakai oleh pak rt. kutengok ke arah pintu rumah ternyata tertutup rapat, aku menjadi curiga kenapa mamah ga jadi perginya? kenapa ada pak rt? kalo bener ada pak rt kenapa pintunya ditutup rapet gitu? setelah banyak pertanyaan terlintas di pikiranku akhirnya kuputuskan untuk memastikan sendiri apa yang terjadi. aku putar balik motorku dan aku sembunyikan di pos satpam lalu aku kembali ke rumah, perlahan tanpa menimnbulkan suara kubuka gerbang dan memasuki halaman rumah, aku berjalan perlahan ke arah kebun samping rumah yang dimana disitu ada jendela yang bisa melihat isi di ruang tamu. saat semakin dekat dengan jendela aku mendengar suara aneh dari ruang tamu, suara itu cukup familiar. yang tak lain suara itu adalah suara yang sering kudengar saat menonton bokep, ya suara itu adalah suara desahan orang yang sedang asik ngentot. aku jadi makin penasaran apa yang terjadi di dalam. saat ku dekatkan wajahku ke jendela dan melihat kejadian di dalam aku sangat terkejut dan tercengang dengan pemandangan di dalam. mamah masih dengan menggunakan gamis tadi pagi yang dipakai katanya buat mengisi ceramah di komplek sebelah, tetapi bedanya gamis yang tadi pagi sebelum aku berangkat ke sekolah dengan gamisnya yang sekarang adalah gamis tadi pagi yang berwarna putih itu begitu rapih. sementara yang sekarang terangkat bagian bawahnya sampai ke perut dan masih lengkap dengan jilbab putihnya sedang asik menunggangi pak rt. terlihat pak rt sudah tidak memakai celana tetapi masih memakai baju kemejanya. awal banget aku melihat pemandangan itu sungguh kesal, bt dan cemburu tapi tak lama berselang itu semua terganti menjadi rasa pensaran dan nafsu lihat mamah bermain seks, walaupun aku tidak melihat tubuh mamah dengan jelas karna masih memakai pakaiannya, mungkin hanya bagian kaki dan pahanya yang bisa terlihat oleh aku. mamah : "pak uuuhhh enak bangett pak.. hmmm uuuhhh" pak rt : "iya bu memek ibu juga legit banget.. jarang2 dapet iuran bulanan rt dibayar pake memek ustajah binal hehe" terlihat mamah masih asik menggenjot dari atas, kadang maju mundur, atas bawah bahkan memutar m (mamah) : "siapa yang ustajah binal uuuhhh pak rt hmmm?" pr (pak rt) : "ya ibu dong hehe.. siapa lagi.. nih buktinya mau ngentot sama saya.." m : "hehe bisa aja pak rt.. saya kan mau ngentot sama pak rt cuma itung2 amal saja hhihi.. nanti siapa tau dapet pahala bikin seneng orang dan juga buat bayar hmmm iuran RT, abis saya ga ada receh buat bayarnya hihi uuhhhh" aku kaget dengan perkataan mamah barusan, jadi mamah melakukan ini karena ingin membayar iuran bulanan, murahan sekali mamahku ini pikirku pr : "asik.. berarti bisa rutin dong beramal ke saya nya? uuuhhh terus bu goyang hhmmm" m : "tergantung pak, kalo iuran rt ya konsisten cuma tiap bulan dong hehe nah kalo beramal baru deh itu seminggu sekali dan tiap hari sabtu, kalo sabtu depan yang datang duluan bukan bapak ya berarti rezeki orang lain hehehe uuuhhhh hmmm" pr : "wah kalo bukan saya bararti rezeki siapa tuh? hmmm" m : "kan kata saya tergantung, bisa tukang sayur, pak satpam atau siapa aja yang datang duluan hihi uuhhhh hmm" pr : "terus kalo saya, pak satpam sama tukang sayur dateng bersamaan gimana tuh? hehe" m : "ya ga gimana2 pak, berarti semuanya saya kasih amal bareng2 hehe uuuhh" pr : "wah kita semua gantian dong masuk sini nya buat ngegilir ibu hehe" m : "hmmm uuhhh ngapain mesti gantian pak? ga aahhhh perlu ada yang saling nunggu hihi" pr : "maksudnya bu? aahhh" m : "ya kalo yang dateng2nya bareng2 aaahhh cuma bertiga langsung aja pada masuk ke rumah, mmmhhh ga usah saling nunggu, emang saya beras zakat mesti diantriin hihi" pr : "kalo ga nunggu gimana dong bu uuhhh?" m : "ya kalo cuma bertiga kan pas tuh bisa bareng2 uuuhhh hihi, yang hmmm satu di memek, satu dianus dan satu lagi mulut hmmmm uuhh hihi, kcuali kalo lebih dari tiga, hmmm sisanya yang ga kbagian ya berarticuma kebagian grepe2 doang hihi" pr : "hmm dasar ustajah binal.." tiba2 pak rt memeluk tubuh mamah dan memutar tubuh mereka, sehingga kini pak rt ada diatas mamah sedang menunggangi mamah. pak rt menggenjot mamah dengan tempo cepat. pr : "aaahhh terima nih peju gua uuhhhh aaahhh" m : "jangan dulu pak rt uuuuhhhh tahan dulu aaahhh" pak rt menekan makin dalam dan tiba2 dia agak kejang2, nampaknya pak rt orgasme pr : "aaahhh ga tahan saya bu hehe" terlihat raut wajah mamah sempet kecewa tapi dengan sekejap dirubah lagi menjadi senyuman manis m : "gpp kok pak rt, yang penting pak rt puas kan?" tanya mamah dengan kontol yang masih menancap di memek mamah pr : "puas dong bu, hehe" kata pak rt sambil kepalanya sandaran diatas tetek mamah yang masih tertutup gamis, dan tangan pak rt mengelus2 tetek mamah setelah istirahat beberapa menit pak rt bangkit dan mencabut kontolnya, pluuup bunyinya. terlihat cairan keluar dari memek mamah. m : "uuhhh ga mau lanjut ronde dua nih pak? hihi" kata mamah genit sambil mengedipkan mata sebelah dan meremas2 toketnya sendiri pr : "duh maaf bu ga bisa, saya mau nagih ke tetangga lain.. seandainya ga ada kegiatan saya mau full disini terus deh genjotin ibu hehe" m : "alah kayak yg kuat aja, yaudah sana gih pergi hihihi" pr : "ok bu saya pergi dulu ya, assalamualaikum" pak rt keluar rumah setelah sbelumnya telah memakai pakaian m : "walaikumsalam" kata mamah menjawab tapi masih dengan posisi tadi, gamisnya terangkat sampai keperut dan memek dengan jembut dibentuk segitiga diatas memeknya terekspos kemana2. tak lama terdengar suara motor pak rt pergi. aku pikir pertunjukan show mamah secara langsung sudah beres, tetapi saat aku hendak pergi meninggalkan tempat mengintip ku tadi aku melihat mamah menarik nafas panjang dengan raut wajah yang sedikit kecewa, lalu terlihat mamah mengambil sesuatu dari tas kecilnya dan saat benda itu keluar aku kaget sekali mamah punya benda seperti itu, benda itu adalah vibrator kecil berbentuk kontol. mamah lalu menyalakan vibrator tersebut dan menggesek2annya di memeknya m : "hmmm uuuhhhh aaahh" mamah terus orgasme selama beberapa menit, setelah beberapa menit berlalu terlihat badan mamah kaku dan menegang dan tak lama mamah sedikit mengejang. mamah baru saja orgasme waktu itu. nafas mamah sangat memburu waktu orgasme. setelah istirahat beberapa menit mamah terlihat sangat lelah dan tak lama terdengar mamah seperti tertidur. saat ini aku yakin kalo ga ada pertunjukan lainnya lalu aku putuskan untuk pergi. aku pergi mengambil motorku dan memasukannya ke garasi. aku pikir saat itu mamah terbangun oleh suara motor. saat aku masuk ruang tamu terlihat mamah masih tertidur diatas sofa dengan kaki mengangkang dan memek indah nya terekpos dengan bebasnya. kali ini aku bisa melihat langsung tanpa terhalang jendela kaca lagi. begitu indah memek mamah ditambah cairan meleleh dari sela2 memeknya, mungkin itu bekas pergelutannya dengan pak rt tadi. aku begitu nafsu melihat mamah dalam posisi seperti ini dan juga berkhayal bisa menggenjotnya. setelah dipikir2 sebentar aku tak peduli mamah akan marah atau bagaimana yang penting saat ini aku haru bisa menikmati mamah. kuputuskan untuk ngentot dengan mamah sekarang. kubuka seluruh baju dan celana ku hingga bugil. lalu kudekatkan ke tubuh mamah, terdengar dengkuran halus dari mamah. aku ingat dengan film yang aku tonton biasanya kalau mau ngentot harus pemanasan dengan ciuman, raba2 dll tapi saat itu aku tidak mau melakukannya karena takut keburu mamah bangun dan melabrak aku ditambah akunya juga sudah tidak tahan. kudekatkan kontolku ke memek mamah yang sangat basah itu. setelah kepala kontolku nempel dengan permukaan memek mamah, mamah menggelinjang dari tidurnya. kutekan perlahan kontolku, entah kenapa walaupun basah aku agak sulit memasukan kontolku. blleessshh akhirnya kepala kontolku masuk. tiba2 mamah bersuara, saat kulihat mukanya mamah masih memejamkan matanya dan merintih m : "hmmm pak rt balik lagi? ketagihan ya? hehe uuhhh" ternyata mamah menganggap bahwa yang sedang menyetubuhinya pak rt. mamah berbicara dengan nada halus sekali, terlihat mamah lemas sambil merintih keenakan, aku ga berani menjawabnya karena takut ketahuan. m : "ayo dong lanjutin.. masa diem aja pak rt" ditegur sperti itu membuat ku tersadar untuk cepat menuntaskan ini takut keburu mamah sadar sepenuhnya. kutekankan kembali kontolku dengan susah payah. m : "duh kok kontolnya jadi ngegedein sih pak rt? hmmm enak nih uuhhh" bllleesss akhirnya kontolku masuk semua m : "aaaahhhhh gila enak banget uuhhh gede, ayo genjot pak.." aku genjot dengan tempo perlahan, sebisa mungkin aku tidak mengeluarkan suara ataupun desahan. permainan kami terus meningkat dari yang perlahan mulai dinaikan temponya sleb sleb sleb tak lama mamah bersuara m : "pak saya keluar uuuhhhh aaahhh" berasa sekali kontolku seperti disiram air hangat. kudiamkan sejenak kontolku agar memberi waktu mamah menikmati orgasme nya. m : "hmm permainan bapak lebih enak dari yang tadi hihi uuhhh" entah kenapa mamah masih malas untuk mebuka mata padahal aku yakin kalau dia sudah bangun dari tidur dan sadar sepenuhnya. setelah istirahat beberapa menit tiba2 mamah menggoyang2kan badannya agar kontolku keluar masuk di dalam memeknya, ini kode agar aku memulai kembali genjotannku. ku mulai ronde kedua, sleb sleb pertama dengan genjotan perlahan, dilanjutkan agak tinggi temponya m : "ayo lebih keras pak uuuuhh teruss aahhh" saat genjotan dengan tempo sangat tinggi aku melakukan kesalahan yang sangat fatal a (aku) : "iya mah uuuhh" seketika aku sadar dan menutup mulutku dengan tangan. genjotan mamah pun berhenti tiba2, lalu mamah membuka mata m : "anto.. apa yang kamu lakuin?" terlihat mamah melotot sambil berbicara dengan ku dengan nada tinggi a : "hmmm annuu..." aku tidak bisa jawab apa2 dan hanya menundukan kepala karena sudah terlanjur malu dan takut, tetapi kontolku masih menancap di memek mamah m : "berani2nya ya kamu, nanti mamah laporin ke papah biar ga dikasih uang jajan lagi" aku sangat takut waktu itu, kalau bener dilaporkan bukan saja uang jajan tapi aku bakal ga dianggep jadi anaknya lagi mungkin. mamah terus memarahiku panjang lebar, sementara aku hanya bisa menunduk dan manggut2 saja, anehnya saat dimarahi yang menurutku cukup lama itu kontolku masih menancap di memek mamah, jadi saat itu mamah memarahiku masih dengan posisi memeknya disodok kontolku. m : "sekarang liat mamah anto" masih dengan nada tinggi, kuberanikan diri menatap wajah mamah m : "kenapa kamu berani melakukan ini sama mamah?" aku masih belum bisa menjawabnya karena masih ketakutan, anehnya kontolku tidak menciut saat dimarahi mamah m : "sekarang cabut itu.." kata mamah sambil menunjuk ke arah kontol ku dan dengan masih nada marah. perlahan ku cabut kontolku sambil kulihat wajah mamah m : "uuuhhhhh..." terdengar mamah mendesah halus saat kontol ku dicabut plluupp. aku melihat mata mamah melirik kontolku saat sudah tercabut dan gigi mamah menggigit sedikit bibir bawah mamah, seperti ekspresi orang yang sedang pengen. tapi itu tak berlangsung lama, mamah kembali memarahi ku. tapi bedanya saat ini aku dimarahi mamah sambil mata mamah sering melirik kontolku yang tak loyo2. bagaimana bisa loyo, orang dimarahinnya sambil di tontonin memek mamah, saat itu gamisnya masih belum dibenerin jadi aku masih bisa melihat memek mamah. m : "oke sekarang mamah mau telpon ke papah buat ngelaporin kelakuan kamu" kata mamah berdiri dan menurunkan gamisnya sehingga memeknya kini tertutup gamisnya a : "jangan mah pliiisss" m : "kelakuan kamu sudah kelewatan mamah mesti lapor ke papah biar kamu dikasih hukuman sama papah" a : "jangan mah nanti bisa diusir dari rumah anto nya" kata ku mengiba, mamah berpikir sejenak m : "yaudah gpp papah ga jadi mamah kasih tau, biar mamah sendiri aja yang ngehukum kamu" masih dengan nada jutek dan marahnya, aku hanya bisa mengangguk. mamah lalu berjalan ke pintu depan dan kepala nya keluar den celingak celinguk kiri kanan, lalu mamah masuk kembali dan mengunci pintunya m : "mamah masih bingung menghukum apa ke kamu, mestinya mamah nanya ke papah" p : "jangan mah plisss" m : "yaudah gini aja deh hukumannya" dengan nada jutek, mamah kembali ke sofa ruang tamu. jika orang ingin duduk biasanya mendaratkan pantatnya terlebih dahulu tetapi mamah tidak, dengan gerak sangat perlahan mamah mendaratkan lutunya terlebih dahulu yang pertama kiri dan yang kedua kanan, kini lutut mamah ada di sofa. posisi mamah menghadap belakang sofa dan membelakangi ku. tangan nya memegang sandaran belakang sofa, mamah agak menungging. aku bingung apa yang dilakukan mamah. m : "yee malah diem, mau hukuman mamah apa hukuman dari papah nih?" kata mamah yang lagi2 dengan nada jutek dan marah. aku bingung setengah mati apa yang mamah lakukan dan apa yang mesti kulakukan a : "ga mau dihukum papah" m : "yaudah berarti hukuman mamah aja, yaudah cepet" aku bingung mesti ngapain m : "yee malah bengong.. nih biar jelas deh hukumannya apa" tiba2 mamah mengangkat kembali gamis bagian bawahnya sampai perut sehingga memeknya kembali terlihat tapi kini dari arah belakang. aku masih bingung, takut dan tidak percaya apa yang mamah lakukan, karena mamah masih bebicara seperti org marah tetapi malah memberi tontonan memeknya m : "hehehe anto sayang, mamah cuma akting kok marah2nya, seneng aja liat kamu ketakutan gitu hehe. kontolnya masih bangun aja tuh, yyukkk sini sayang sodok mamah lagi, masih nafsu sama mamah kan?" kata mamah dengan nada lembut halus dan sedikit centil, beda 180 derajat dengan yg tadi a : "bener mamah ga marah?" m : "ya awalnya mamah marah tapi dipikir2 kasian kamu juga yang masih kena tanggung gitu hihi" a : "kasian ke anto apa kasian ke mamah sendiri tuh yang masih nanggung? hehe" m : "hahaha iya iya deh mamah ngaku, abis kontol kamu tuh bandel banget masuk memek mamah tanpa permisi, yaudah jadi mamah mau hukum deh hehe, masih nafsu sama mamah kan sayang?" a : "hmm iya masih mah hehe" m : "yaudah kalogitu genjot mamah lagi dong kayak tadi, tubuh mamah buat anto seorang hihi" aku kembali mendekat ke mamah, ku raba2 pantat mamah, pllaaakkk ku tampar pantat mamah m : "aaaawwww kok ditampar sih?" kata mamah sambil menggigit bibir bagian bawahnya a : "abis nakal sih pake maen sama pak rt sgala hehe" plllaaakkk m : "uuhhhhh loh sayang kamu liat mamah sama pak rt tadi?" mamah agak kaget sambil mendesah karna ditampar a : "iya mah hehe" m : "jangan kasih tau papah ya? kamu ga marah kan sayang?" a : "ok siap mah, ngga kok malah anto seneng liat mamah binal gitu apalagi masih pake jilbab hehe" m : "hmm dasar anak mamah ini hihi, oh jadi kamu seneng mamah masih pake jilbab?" a : "iya mah seneng banget hehe" m : "yaudah kamu boleh deh nampar pantat mama lagi biar kamu seneng hehe" pllaaakk aku tampar kembali pantat mamah a : "tuh 3 kali tamparan karna udah selingkuh dan binal hehe" m : "dduuuuhhh gimana ya" kata mamah dengan berlagak seperti orang mikir m : "kayaknya anto mesti nampar mamah 3 kali lagi deh soalnya mamah maen sama kamu tadi hehehe" a : "hmmm dasar ppllaaakk pllaakkk pllaakk" m : "uuuhhh aaaahhh uuhhhh" mamah terus mendesah saat kutampar m : "enak banget sayang uuuhhhh, masukin kontolnya skrg dong sayang" a : "ok mam" kuarahkan kontolku ke memek mamah, kugesek2an kepala kontolku di permukaan memek mamah m : "hmm sayang masukin sekarang kontol kamu.. mamah ga tahan aaaaahhhhh uuhhhh" tiba2 mamah menegang dan agak mengejang. ternyata mamah orgasme hanya dengan digesek2 kontol m : "tuh kan mamah keluar deh hihi, ayo sayang masukin skrg" perlahan kutekan kontol ku, agak susah tapi akhirnya semuanya masuk, blleessshhh m : "uuuhhh gede banget kontol kamu sayang aaaahhh genjot ya aaahhh" a : "ok mam uuhhhh slleb sllebb sllebb" m : "uuhhh aaahhh uuhhhh" selang beberapa menit kugenjot dari yang tempo perlahan hingga cepat dan akhirnya mamah kembali orgasme m : "aaaahh sayangg mamah keluar lagi, kamu masih belum keluar?" a : "belum mah hehe" m : "kok kuat banget sih? hayoh kamu sering maen cewek ya? makanya bisa kuat?" a : "ngga kok mah sumpah deh" m : "wah brrti masih perjaka dong? hihi" a : "tadinya sih iya tapi kan skrg udah direbut sama mamah hehe" m : "hmm dasar, ganti gaya yuk ah, cabut dulu kontol kamu.." pllluuup aku cabut kontolku, terus mamah menyuruhku rebahan diatas karpet ruang tamu, lalu mamah memasukan kembali kontol ku, kali ini dengan gaya mamah diatas. m : "uuuhh aaah hmmm uuhh aaahhhh" mamah menggenjot ku maju mundur, atas bawah kadang memutar m : "mau sambil nyusu sayang?" a : "mau.. tapi ribet ah mesti lepas baju dulu uuhh aaahhh" m : "ga usah lepas baju kok aaah mmhhh" tiba2 sreeeekkk, mamah menari baju nya dari arah kerah leher hingga sobek sampe perut. terus mamah mengeluarkan teteknya dari luar baju gamisnya a : "kok disobek mah? ga sayang tuh?" m : "abis tanggung sih hehe males lepasnya. nih nyusu sayang uuhhh" a : "mamah ga pake bh? dari tadi?" m : "hehe mamah lepas bh nya pas tadi liat pak rt mau ke rumah hihi" a : "hmmm dasar uummhhh mmpphh ssrrruuppp," sambil digenjot mamah aku nyusu ke tetek mamah m : "ahhh terus sayang aaaahh uhhhh" cukup lama di posisi ini hingga aku udah mau orgasme a : "mah anto mau keelluuarr uuhhh" m : "bareng ya sayang mamah juga maauu keluarr aahhh" genjotan mamah makin cepat. crroott crrroott cret cret cret akhirnya kami orgasme bareng2 di dalam memek mamah a : "enak mah uuhhh" m : "iya sayang enak hha uuh ahh uhh" suara mamah masih ngos ngosan dan ambruk diatas tubuh aku m : "makasih ya sayang, mamah ga pernah seenak ini" mama mengecup keningku a : "sama2 mah, lain kali boleh lagi ga?" m : "boleh dong sayang, kalo ga ada papah kamu bebas nyodok dan genjot mamah kok d rumah ini hehe" a : "asiiikk" kulihat jam sudah menunjukan pukul 11 siang. mamah masih ambruk diatas tubuhku karena kelelahan dan tak lama kami berdua tertidur diatas karpet ruang tamu dengan kontolku yang masih menancap d memek mamah. pukul 11.35 aku terbangun dan masih dengan posisi sama, mamah diatas aku dan kontol aku masih menancap di memeknya. perlahan aku sedikit memiringkan tubuh agar mamah bisa lepas dan rebahan di samping aku. plluuupp aku lepas kontolku, keluar cairan sangat banyak sekali dari memek mamah. Karena kasihan mamah tertidur di karpet akhirnya aku putuskan untuk menggotongnya dan membawanya ke kamar, aku rebahkan kembali mamah diatas kasur di kamar mamah. tadinya aku ingin ikut tidur disampingnya, tetapi saat melihat mamah dengan keadaan gamis putih yang acak2n dan tetek memek nya terekspos kemana2 tetapi masih mengenakan jilbab menjadi sensasi tersendiri dan tanapa sadar membuat kontolku berdiri lagi, karena kasihan dengan mamah yang terlihat capek maka aku putuskan untuk mengocoknya saja menggunakan tangan sambil tangan satu lagi meremas tetek mamah. saat hendak ingin keluar aku dekatkan kontolku ke wajah mamah dan akhirnya ccrroo crroot cret cret cret aku nyemprotin sperma ku ke wajah mamah sebagian mengenai jilbabnya. mamah tidak terbangun dari tidurnya, setelah keluar semua aku mengelapnya dengan jilbab mamah dan kuputuskan untuk ikut tidur disamping mamah. saat asik tertidur aku merasa kontolku ada basah2 enak, setelah kubuka mata aku, kulihat ke arah bawah yaitu arah kontolku, ada kepala lengkap dengan jilbabnya sedang asik menjilati kontolku dan ternyata itu adalah mamah. mamah saat itu sudah berpakaian rapi lengkap dengan jilbabnya. m : "eehhh udah bangun sayang" kata mamah masih sambil menjilati kontol ku a : "mamah ngapain mah hhmmm" kataku yang masih setengah sadar m : "ya bangunin kamu lah, liat tuh udah jam brp?" kulirik jam dinding ternyata sudah jam 4 sore. m : "tadi kamu yang nyemprotin sperma di muka mamah?" a : "hehe" aku hanya ketawa ringan ditanya seperti itu oleh mamah m : "hmmm ssrrruupp kering tau muka mamah, mmpphh nyyyammm jadi lama aja mandinya" kata mamah sambil diselingin menjilat kontolku a : "hehe maaf deh, emang mamah ga suka?" m : "ya suka sih hehe hmm mmuuaahh ssrrllele" a : "dihh dasar hehe, mah tadi katanya cuma mau bangunin anto, anto udah bangun nih, kok masih asik aja tuh maenin lolipop hehe" m : "ini lagi ngebersihin sisa yang tadi, kamu tuh ya mau tidur bukannya dicuci dulu kontolnya, jangan dijadiin kebiasaan ya hhmm ssrrruupp" a : "bodo ah mau dijadiin kebiasaan aja, biar tiap bangun tidur mamah ada kerjaan buat bersihin kontol anto hehe" m : "hmm dasar.. yaudah deh mamah sekarang fungsinya jadi pembersih kontol anto, asal anto bisa muasin mamah terus kayak tadi aja hehe" a : "ok siap mah, tuh kontol anto berdiri lagi, tanggung jawab mah hehe" m : "yasudah pake mulut aja ya? hihi" lalu mamah lanjut mengulum kontol ku. Jujur saja aku masih tidak percaya dengan kuluman mamah yang begitu lihai, aku tidak tahu mamah belajar dari mana, setau aku lingkungan mamah itu ibu2 pengajian saja, kecuali tadi aku melihat dia maen sama pak rt. aku keenakan di sepong mamah hingga muncrat di mulut mamah. mamah tidak langsung menelannya, tapi memperlihatkan ke aku dan memainkan dimulutnya lalu ditelan. Akhirnya seharian itu kita terus bermain di rumah sampe sama2 lemas untuk esok harinya

Ngentot Ibu Mertua

waktu itu sekitar gua masih inget banget desember 2010, baru 2 tahun yang lalu ibu ibu mertua gua kejadian gua garap juga, ibu mertua gua belum terlalu tua umurnya aja sekitar 40 tahun beda sekitar 7 tahun sama gua yang emang beda umur gua sama istri gua 12 tahun, mukanya gak jauh beda sama istri gua, bahkan lebih kelihatan cantik dan body nya juga lebih ingin banget gua grepe, tinggi sekitar 168cm, kalau di taksir susu nya kayaknya sekitar 36D (kalau diliat dari luar), lekukan2 nya memang masih pada tempat2 yang pas. buat yang belum tau gua, Gua sendiri umur gua saat itu 33 tinggi badan 177 cm, untuk urusan body dan muka standart aja gua kebetulan bisnis jual beli online apa aja yang gua anggep bisa menguntungkan kalo gua anggep menguntungkan dan gua udah paham barangnya langsung sikat tapi ada juga yang harus gua pelajari barang dagangan sampe gua kadang harus keluar kota bahkan sampe luar negri saat ini gua tinggal di jakarta selatan bersama istri gua yang cantik sexy dan mampu bikin gua orgasme berkali kali keluarga istri gua dulunya juga tinggal di jakarta tapi semenjak ayah mertua gua meninggal, ibu mertua memilih pulang kampung ceritanya berawal saat gua harus mengecek dan mempelajari barang dagangan gua dari satu kota ke kota lain, karna gua emang type orang yang suka adventure gua memilih nyopir sendiri ke surabaya, 3 hari gua di surabaya gua pun on the way balik ke jakarta dan sesuai pesan istri gua guapun mampir nengok ibu mertua di semarang, katanya sekalian juga mumpung liwat dari surabaya siang sampe semarang jam 7 malem gua bingung kenapa nih rumah mertua berantakan, akhirnya pas gua pencet bel ibu mertua gua buka pintu dan kaget sama kagetnya gua pas liat ibu mertua gua sexy banget pake lingier dalam hati gua bini gua kalah sexynya, sementara ibu mertua gua kaget gua kok bisa ada di semarang akhirnya setelah cap cip cus ternyata rumah mertua lagi proses renovasi katanya modelnya udah ketinggalan jaman dan ibu pengen bikin mini market di depan lagian jugakan ibu sekarang sendiri jadi gak butuh kamar banyak “mandi udah makan juga udah kamu biasanya ngopi ben ibu bikinkan ya” “cocok bu” gua terus memandangi ibu mertua gua dari belakang soalnya itu cd kebayang di dalem lingiernya yg sexy bikin si otong bergetar dan menggeliat Mertua dateng bawa kopi dan duduk di sofa yang sama ama gua tapi di ujung dan gua di ujung satunya “bu aku nginep di sini ya besok pagi pagi aku langsung berangkat pulang jakarta” “ya iya lah nginep mosok mau langsung pulang, tapi nanti kamu tidur sekamar sama ibu gak papa ya, soalnya kamar yang lain udah terlanjur di bongkar” “aku tidur di sofa sini aja gak papa kok bu..!” “ibu tu udah tau kamu, kamu gak bisa tidur di sofa, udah gak papa lagian juga tidur sama ibu mertua kan sama aja ibu sendiri kenapa mesti malu” Dalam hati pas itu seneng banget, tapi pura2 akhirnya gua iyain deh tuh ide, dan di hati gua awas nanti loe bu gua bikin ketagihan “ibu tuh masih muda, cantik dan sexy kenapa ibu gak nikah lagi aja sih..? “enggak lah ben ibu gak mau menghianati ayahmu..!” Gua gak mau membantah kalo alesannya udah hal itu karna kesetiaan itu gak bisa di bayar pake apapun “ya udah ya ben ibu tidur duluan nanti kalo kamu dah ngantuk kamu tidur aja di kasur sama ibu gak usah malu ya” “I iya bu..” Setelah satu jam perkiraan gua pasti ibu mertua gua udah pules, gua masuk kamar mertua gua dan ternyata beneran udah pulas, guapun buka celana dan Cuma pake cd, karna emang kebiasaan gua kalo tidur gak pake celana dan Cuma sempak doang, ikutan masuk selimut, pada waktu itu ibu mertua gua posisinya membelakangi gua “dah ngantuk ben..?” ternyata mertua gua ngerasain kehadiran gua “iya bu..!” Diapun balik lagi tidur sementara gua mengatur siasat gimana caranya gua bisa menikmati ibu mertua gua yang sexy ini “ibu gak ada guling ya..? “gulingnya di kamar sebelah di masukin kardus ben, kamu peluk ibu aja ga papa, ibu dah ngantuk banget” Te tettttttttt ini yang gua cari2 (dalam hati gua jingkrak jingkrak) “maaf ya bu aku peluk..” dia hanya mengangguk Gua belum berani menempelkan otong ke belahan pantatnya soalnya si otong udang tegang banget, setelah 15 menit gua nempelin juga tuh otong ke belahan pantatnya yg nonggeng sambil gua gesek2 terus “ben….. ini kok ada yang keras begini? “ternyata dia kebangun gara2 otong gua “ Ini keras begini gara2 ibu ben..?” sambil dia nyentuh2 penis gua buat mastiin kalo beneran keras Dengan malu2 gua jawab “iya bu, tapi jangan marah yah….. soalnya dah seminggu gak dapet jatah bu, jangan marah yah, aku janji gak macem2 Cuma nempelin aja” “ibu nga marah, tapi masa sih kamu napsu sama ibu? ibukan udah tua ben? Udah kendor semua, banyak keriput, masa sih kamu bisa napsu sama ibu” Dengan malu2 gua jawab “iya bu, kan tadi benny udah bilang kalo udah seminggu gak di keluarin ya gini nih bu” “ben ben…… kamu bener2 napsu gede? Ya udah tapi beneran ya gak boleh begituin ibu” “iya bu aku janji……. Cuma gesek2 aja” gua terus menggesekkan otong gua ke belahan pantatnya meskipun masih ketutupan lingier sempat gua dan cd ibu mertua gua, sambil gua raba2 toketnya dan belum berani ngremes setelah 15 menit gua mencoba nego karna gua juga ngerasain nafas mertua gua sedikit meningkat “bu boleh gak aku gesekin langsung kena kulit ibu biar cepet keluar..? pleash ya bu tolongin” “nggak ibu gak mau buka cd ibu..!, nanti kamu kebablasan..!” “gak usah di buka bu, Cuma di singkap dikit aja dari bawah bu..”gua diam2 udah melorotin sempak gua sampe lepas, terus gua singkap sedikit cdnya dan gua gesekin langsung kebelahan pantatnya Terasa lebih hangat kulit ketemu kulit “okhh bu enakk bu…!” gua mendesah memancing birahi ibu mertua gua, sambil sesekali sengaja gua menggesek lebih bawah biar kesenggol lubang memeknya yg udah rada2 lembab “masih lama ben..? kalo masih lama di jepit paha ibu aja biar cepet” gua gak komentar langsung menurutinya dan ternyata saat di jepit lebih enak dan terasa agak basah karna ada pelumas dari memek mertua “bu sakit bu kena kain cd ibu..buka aja deh bu”dia tidak protes saat gua melepas cdnya karna nafasnya semakin memburu, dan tetap pada posisi miring sekarang terasa banget konti gua bergesekan sama bibir memek mertua gua yang udah basah “okhhh bu basah jadi enak banget bu..! ibu enak juga kan..? “he ekhhh ben ibu jadi ikutan bas..sahhh juga tuh..”dia akhirnya ngaku dan gua mulai mengatur posisi miring gua biar bisa masukin konti gua ke mexinya dan akhirnya “okhhhh ben kok di masukin ekhhhhh..!” “tapi enakkan bu..? memek ibu legit banget okhhh..” “kok gede banget sih ben?” padahal penis gua sih cuma 17cm panjang n 3.5cm lebarnya “masa sih bu? Kata ning biasa aja kok… Mungkin terlalu lama ibu gak ngerasain” kata gua, mertua gua cuma mendesisi sambil matanya melotot mulut nya kebuka udah kaya kepedesan “sori ya bu masuk, soalnya dah ngebet banget” kata gua “nga pa2 kok ben, barang kamu ini bukan cuma panjang tapi gede juga yah, pasti ning seneng banget punya suami kamu??” katanya sambil mulai menggoyang konti gua pelan2 “ibu tadi kasian sama kamu, udah keras begini gak tersalurkan, Biar lemes lagi katanya Cuma di gesekin malah di masukin” “aaaahhhhhhhh enak banget…….beeennnn” dia terus nyerocos ke enakan gua juga keenakan ngerasain mexinya yang legit, setelah 10 menit makin ganas maennya…….. penis gua kayak di isep2, di emut2 “bennnn…….. iya bennnnn…… aduh pinter deh kamu, yang kenceng remes tete ibu juga nga pa2” ternyata ibu mertua gua yang selama ini santun banget, aslinya kalo udah napsu juga binal banget “iya bu…… aduh enak banget memek ibu ngisepin kontol saya” tangan gua skrg udah terus ngeremes toketnya yang ukuran 36D “aahhhhh beennnnnnn…… iyaaa bennnnnn…… enak banget genjot terus ben……. ibu udah nga pernah ada yang nyentuh memek ibu ssssshhhhhhh aaahhhhh……. Terus bennnn” Kayaknya memang mertua gua ini udah 6 tahun nga pernah ada yang nyentuh deh padahal dia cakep, kaya n pengusaha gitu…….. langsung gua ganti posisi telentang dan mertua gua yang udah pasrah nurutin semua kemauan gua langsung naik dan memasukkan konti gua ke mexinya dan bergoyang. Pas mau copotin dasternya dia nolak “jangan ben, ibu malu……. ibu kan udah tua, badan nya ibu udah kendor n keriputan semua……” tapi ujung2nya juga nurut sambil gua ciumin leher n kuping dia gua bukain dasternya dari atas, kali mertua udah bugil total sambil bergoyang di atas gua Sampe akhirnya “akhhhh ben gila enak banget ibu keluar ben okhhhhhhh…” mertua gua udah dapet akhirnya gua cabut konti gua dan gua rebahin di kasur, sambil nunggu sisa2 kenikmatan yang di rasain sekarang gua mulai pindah ke toket nya yang memang gede tapi udah gua remes2 sambil gua jilat2in n isep2in pentil nya. dia langsung jambak2 rambut gua halus2……. “iya……. Aarrrrgghhhhhh……… enaknya……..” saking gemesnya pentil gua gigit2 maen2 “aawwwwww…….. sakit ben….. jangan terlalu keras yah…… boleh tapi jangan keras2” protes ibu mertua, sekitar 7 menit gua maen di gunung kembar yang akhirnya makin lama remesan, isepan n gigitan gua makin keras dan mertua juga udah nga bisa ngomong apa2 lagi, yang keluar cuma “ssssshhhhhhssssss……. Beennnn……. Iyaaaa……. Aaaahhhh……. Terus ben……. Masukin lagi dong ben ibu pengen ngerasain lagi” Gua kagak langsung maen tancep lagi tapi gua lanjutin ke paha dalam nya mertua, gua elus2……. Gua cium2….. gua jilat2……. Gua gigit2 sambil nyupangin…… gantian kiri kanan, mertua gua kayaknya udah kelojotan gua maen di daerah bawah…… dia cuma bisa “mmmppphhhhh……. Ssshsss……. Iya ben…… ahhhhhhh……” sambil ngelus2 kepala gua. Makin deket gua maen nya sama memek dia, makin kayak cacing kepanasan dia, badan nya menggeliat melulu, kepala nya bolak balik kiri kanan terus2an sama tangan nya neken2 kepala gua supaya posisi pas di tengah memeknya (soalnya gua memang sengaja bikin dia ketagihan dan bakal nagih napsu ke gua, dengan maenin bagian samping nya dulu, sambil nyerempet2 dikit hehehe) “bennnnnnn iihhhhhhhh……. Sssshhsssss aaahhhhhhhhh kamu jahat dehhh……. Nyiksain ibu yah??? Mmmmmmmm ahhhhhhhhhh” skrg ini memek nya mertua udah basah bener2 basah sampe banjir agak netes2 keluar dikit. Soalnya tadi juga dia udah orgasme duluan, Dengan Tiba2 mulut gua langsung gua arahin ke memek dia, langsung gua jilatin bagian tengah nya “AAAAAAHHHHHHHH……… BENNNYYYYYY…….. SSSSHSSSSS……. MMMMPPPHHHHH……. IYA BENNNN…….. TERUS…….. SSHSHHHHHSSSS……. ENAK BANGET……” tangan dia langsung neken muka gua sedalem mungkin ke memek dia, sampe rada susah nafas n basah deh muka gua……. mertua gua makin menggila aja “AAAAAHHHHHH IYA BENNN……. IBU BELOM PERNAH DI BEGINIIN…… SSSSSHHHHH…..MMMMPPPPHHHH……. KAMU PINTER BANGET SIHHHHH???? AAHHHHHHH…….” Denger mertu makin gila, gua juga makin kenceng aja, jilatin nya, sampe pas gua sedot2 memek nya kenceng, mertu tiba2 neken memek nya ke kepala gua kenceng banget “AAAHHHHHHH BENNNNN!!!! IBU NYAMPEEEEEE….. LAGGIIIIIIIIHHH!!!!! AAAAHHHHHHHH GILAAA…..” Pinggul nya naek setinggi bahu gua tapi kepala gua di teken sama dia sambil ngejambak rambut gua……. Memeknya mertua gua langsung nyemprotin cairan kayak kalo kita coly dan nembak muka gua dipake buat ngelap sama dia naek turun memeknya dia…….. Belom sempet ambil nafas, gua tetep sedot2in memeknya n pindah ke clit nya….. dia langsung kaya kena setrum pinggul nya naek lagi n langsung teriak2…… “BENNNNNN……. STOPPPPP…… GELIIIII…….. IBU BARU NYAMPE…… ISTIRAHAT DULU YAHHHHH…..” gua tetep cuek n jilat2in terus, baru sebentar gua mulai sedot2 clit nya…… ibu mertua kayaknya bener2 nga kuat n nyampe lagi…… “AAAARRRRGHHHHHHH…….. BEENNNNYYYY…… EDAAANNNN….. IBU NYAMPE LAGIIII……… AARRGGHHHHH……MMMMMPPPHHHHH……. SSSHHHSSSS…….. BEEENNNNNNNNN AMPUNNNNNNN…….. “ muka gua yang udah basah lagi2 di teken2 sampe nga bisa nafas n di naek turunin memek dia, tapi mulut gua tetep kekeh nyedot n gigit pelan clit dia…….. sampe akhirnya gua stop n pinggul dia masih naek tinggi n neken kepala gua ke memek dia……. Nga lama dia langsung ambruk gak punya tenaga Gua ikutan rebah di sampingnya kita ciuman sambil bersilat lidah, mertua gua juga jilat2in muka gua yang basah sama cairan dari memek dia “makasih yah ben……. Ibu udah lama nga pernah ngerasain yang beginian lagi, apalagi dijilatin sampe nyampe 2 kali berturut2 begitu. Sampe lemes banget nih ibu” gua cium di bibir sambil bilang kalo dia itu masih cantik banget n gua seneng banget udah bisa bikin dia sampe nyampe n dengan senang hati ngelanjutin lagi. Mertua gua cuma senyum n kiss balik “hmmmmmmm……. Nakal yah kamu ben?? Kasian banget ning punya suami nakal gini” “ihh ibu udah dapet 3 kali juga masih bilang aku nakal” “iya nakal ibu mertua di entotin juga, tapi kamu masih kuat begitu yah? Ehhhhhhh……. Bahaya nih bisa bisa ibu pingsan nih ngelayanin kamu?” gua Cuma ternsenyum aja “sini ibu gak mau kalah..!” sambil ciuman dashyat, jilatan2 leher, tangan mertua mulai ngocokin kontol gua. Serangan balik dari mertua gua imbangin gua juga mulai ciumin toket dia soalnya udah keliatan kalo napsu nya udah mulai kepancing dari rintihan2 kecil nya, pentilnya juga udah mulai keras sambil gua pelintir2, maenin kaya nyari frekuensi radio “mmmmmmm…… ahhhhhhhh enak ben……. ARRRGHHHHH…….. jangan terlalu keras donk gigit nya” pas gua mulai gigitin pentilnya sebelah nya. Ngeliat mertua udah mulai kaya cacing kepanasan lagi, kontol gua juga mulai keras gara2 kocokan dia. “hhhmmmmmmmm bennyyyyy kamu nakal banget yahhh??? Ahhhhhhhhhh enaknya bennnnn…….. ibu udah basah lagi nih…… kamu pinter yah…… sssshhhssssss……. Ben ibu minta yg kaya tadi lagi yah?” “yang mana bu?” jawab gua “yang tadi kamu bikin ibu kelojotan 2 kali itu loh” sambil tetep jilat2in pentilnya, tangan ngelus2 paha n remes toket sebelahnya “udah lupa bu, coba di bilangin yang jelas mau di apain sama saya?” sengaja gua pancing, pengen denger mertua yang biasa nya santun jadi ngomong jorok “mmmmmm……. Iiihhhh kamu jahat n nakal yah……. Aahhhhhhhh……. Iya benny…… ibu mau kamu ciumin….. jilatin…. Isepin….. n gigitin memek ibu……..” napsu di ubun2 denger mertua ngomong jorok, langsung gua kabulin permintaan dia “AAARRRRGGHHHHHHHH…….. MMMMPPPPPPFFFFFFF………. AAAHHAAAHHHAHHHH…….. IYA BENNNNNN……. .GILLAAAA…… TERUSSSSSSSS” sekarang gua variasi gua obok2, keluar masukin jari gua di memek mertua yg udah basah sambil nyedot2 n gigit halus clit dia “terus mau di apain lagi bu?” “aaaahhhhh…… aahhhhhh….. ahhhhhhh masukin ben…… ibu udah nga tahan” sengaja pengen aja mertua ngomong jorok lagi gua tanya (padahal sih ngerti lahhhhh) “masukin apa bu? Harus yg jelas ngomong nya kalo engga nanti saya brenti nih” goda gua…… “aaaaahhhhhhhh ahhhhhhhh enak nya bennnn…….. kamu suka dengerin ibu minta yang engga2 ke kamu yah??? Mmmmmmmm…… aaaahhhhhh……. Iyaaa…… masukin kontol kamu ke memek ibu ben!!! entotin memek ibu ben……!!! Masukin bennn……..!!! please……. ibu udah nga tahannnnn” pinta mertua gua yang sekaragn udah jadi binal pelan2 ciuman gua mulai naek dari clit ke paha dulu…… ke perut….. mampir di gunung kembar favorit gua…… ke leher n belakang kuping……. Kontol gua skrg udah di depan memeknya yang udah basah banget “mmmmppppffffff……. Ahhhhhhhhh….. ibu nga tahan ben…….” Rupanya mertua gua ini udah kesetanan nagih di setubuhin lagi, tangannya langsung megang kontol gua, di arahin ke depan lobang memek n langsung di tuntun masuk pelan2…….. “AAAAAHHHHHHHH……… ENAKNYA BENNNNN… GEDE BANGET KONTOL KAMU……..” tangan mertua gua dilepas n pelan2 kontol gua masuk ke lubang surga dia yang anget, basah, licin tapi sangat nyengkrem udah masuk setengah jalan, langsung gua teken keras2 sampe mentok sedalem2nya ke memeknya “AAAAAAAGGGGHHHHHHHHHH………… PELAN2 BENNNN…… SAKITTT………” mata dia kebuka lebar n langsung gigit bibirnya sendiri (seksi banget nih pas gigit bibir nya lagi napsu) geliat mertua tetep ke enakan meskipun dia teriak karna teriak keenakan, kontol gua tetep gua mentokin sampe ujung sambil gua goyangin pinggul gua dikit2 “HMMMMMMMMM………. SSSSSHHHHSSSS……… enak banget sih kontol kamu ben??? Gede begitu….. sampe2 memek ibu penuh tuhhhhhh” mertua gua maenin tangan nya di kepala gua sambil cium2 leher gua……… mulai deh gua genjot pelan2 memek mertua gua……. Di atas tubuhnya, gua mulai maju mundurin pinggul gua mulai nya pelan2 n nga terlalu jauh nyabut nya “aaaahhhhh…… mmmmmmmmmm…….. iya benn……. Mmmpppffff……. Aaaggghhhhh…….” Kita tetep di posisi n speed ini kira2 5 menit, mertua udah mulai ke enakan lagi tangan nya narik tangan gua ke toket dia minta di remes2……. “aaaaahhhhhhhhh aaaaahhhhhhhh sshssssshhhsssssss mmmmmmmmmm iya bennnnnn oooohhhhhhhhh enaknya kontol kamu……. Aaaahhhhhhhhhhh terus bennnnnnn ibu udah mau sampe…….” Denger aba2 dia langsung gua genjot kenceng2 n sekali2 gua cabut nya jauh2 ampir keluar n gua tancepin lagi ke memek mertua sedalem2 n sekuat2 nya…….. makin lama makin kenceng……. “AAAAAAHHHHHHH……. IYA BENNN…… OOOOHHHHH TERUSSS BENNN……… AAAUUUWWWWWW…….. AAAHHHH……. MMMMPPPPFFFTTTTT…… GILLAAAAAAA……. BENNNNNN……. IBU UDAH MAU SAMPE LAGIIII…… TERUS BENNNNNNN!!!!! YG KENCENG N KERAS BENNNNN…… AAHHHHHHHH” 2 menit kemudian mertua gua nyampe lagi…….. bibir nya di gigit keras2, punggung nya di angkat melengkung, tangan nya neken pantat gua ke memek dia sedalem2nya, matanya cuma keliatan putih nya doank sambil melenguh kenceng banget……. “BENNNNNNNYYYYY…….. IBUUUU SAMPEEEEEE…….. AAAAGGGGHHHHHH……. ENAKNYAAAAAA…… AAAHHHHHHH AMPUN BENNNNN……… OOOOHHHHHH…… MMMMPPPPPFFFTTT…….” mertua masih nikmatin kepuasan dia, kontol gua yg masih kenceng n tanggung, langsung badan dia gua balik n gua suruh nungging……. “bennn?? ibu mau kamu apain lagi?? Ibu nga kuat deh…… ibu masih lemes barusan nyampe gara2 kontol kamu tuh” nga gua gubris…… kontol gua arahin ke memeknya langsung mulai gua genjot lagi…… langsung speed medium, mertua gua ternyata langsung ke enakan juga pas toket dia gua remes2 dari belakang sambil gua genjot…… : ) “aaaaaahhhhhhh bennnnnn……. Jahat deh kamu ibu lemes nih…… mmmmmmmm……. Aahhhhhhh…….. iya bennn…… aaaaahhhh……..” Denger mertua cuma setengah protes doank gua tetep jalanin terus aja…….. sambil gua sodok dalem2 memek nya, toket gua remes2, gua jilatin n cupangin leher n pundak dia…… sekali2 gua tampar pantat nya PLOKKK…….. PLOKKKKK……. “aaaaawww aaaaahhhhh……. Ssssshhhhssss…….. aaaawwwwww aaaaahhhhhhhh mmpppffftttt….. iya bennnn…….. terus bennnn……. Enak……. Oooohhhhhh ya ampun….. enaknya….” “apa nya yg di terusin buu?? Ayo kasih tau yang jelasssss……. PLOOKKKKK” gua tanya n gua tampar lagi pantat mertua gua, udah 3 menit nih di doggy, mertua jawab nya setengah teriak “aaaaaaauuuuwwww…….. aaaarrrggghhhh……… iya benn…… ssshhhssssssss ngentotin memek ibu..….!!! Sssshssssss….. aaaaahhhhhhh ngetotin pake kontol kamu yg gedeeeee!!! Aaaaaaahhhhhhhh” mertua gua udah mulai keliatan tanda2 mau nyampe lagi kalo udha ngomong nya binal n nga di pikir2 lagi, langsung aja gua genjot speed tinggi……. Ceplak ceplok ceplak ceplok suara kontol gua nge hantem memeknya yang udah basah banget sampe bulu jembut gua basah total…….. speednya gua naekin lagi soalnya gua juga udah mulai ngerasa mau nyampe juga……. Di kamar skrg cuma suaranya ibu mertua teriak2 ke enakan, plus gua tampar2 pantatnya yg bulet n suara kontol gua keluar masuk memek basah…… “AAAAAGGGHHHHH BEENNNNNNN CEPLAK CEPLOK CEPLAK CEPLOK…. MMMMMMMMMMMMM AAAAWWWWWW PLOKKK……. BBBEEEENNN…… mertu gua noleh ke samping pala nya dongak ke atas sambil gigit bibir "BEENNNN……… AAAHHHHHHH IBU MAU NYAMPE LAGIIII…….. AAAAAHHHHHH BENNNNYYYYYYY TERUSSSS………” Ngeliat pemandangan yang luar biasa, mertuaku noleh ke samping dengan muka nya skrg super sensual, kulit badan nya yg mulus…….. punggung nya melengkung…… tangan nya remes2 toket sendiri……. Mata terpenjam bibir di gigit sambil mendesah saat terbuka. Gua sendiri juga udah mau sampe n mulai nge genjot memeknya sedalem2, sekeras2 n sekenceng2 nya……… “IBUUUU SAMPE BEEEEEENNNNN…….. AAAAAARRRRGGHHHHHHHH GILLLAAAA……… IBUUU NYAMPEEEEE….. OOOOOHHHHHHHHH……… SSSSSHHHSSSSS…….. MMMMPPPPFFTTTTT…… AAAAHHHHHHHHHHH” “benny juga mau udahhhh mau sampe”gua dorong tuh kontol ke memek mertua sedalem2 nya yang udah basah……. Nga peduli dia udah nyampe soalnya gua juga tinggal dikit lagi…….. “AAAAHHHHH BHUUU……. BENNY UDAH MAU NGECROT…..” “AAAHHHHHHHH BEEEENNNNNNNN…….. GILLLAAAAA…… ADUH IBU MAU NYAMPE LAGI BEEENNNN……. AAAAAHHHHHH SSSHSSSS….. MMMMPPFFFTTTTTT BUSYETTTTTT BEEENNN……… IBU NYAMPEEEEE LAGIIIIIII......!!!!!” Akhirnya gua nyampe barengan ibu mertua gua kali ini “AAARRRGHHHHHHH BENNY SAMPE BHUUUUUU” “AAARRRRRGHHHHHHHH IYA BEEENNNNN……. OOOHHHHHH SSSHSSSSSSSSSSSS” pejuh gua nyembur ke dalem memek mertua gua pas gua dorong sampe mentok…….. posisi dari doggy saat itu kaki mertua gua udah nga kuat n ambruk di posisi tengkurep, kontol gua masuk di dalem memek dia, sambil gua ciumin leher dia “aaaaaaahhhhhhhh bennnnnnn enak nyaaaaaaaa……. Mmmmmmppppffffffff……. Sssshhhhhsssssss……… gila deh kamu……. ibu barusan nyampe 3 kali sekaligus lohhhhhhh…… ssshsssssssss…….. enaknyaaaa…….” Gua cabut kontol dari memek ibu mertua gua n kita baringan samping2an sambil cium2an “bennn kamu hebat banget….. kalo ibu jadi ketagihan nanti gimana nih……?” “makanya ibu tinggal sama kami aja di Jakarta yah?” “gimana nanti aja deh sekarang ibu cakep banget..!” “abis memek ibu enak banget sih…… anget….. kayak nyedot nyedot gitu ” mertua gua cuma kesipu2 aja sambil manja2an n ngejawab akhirnya gua menginap 3 hari di semarang setelah menelpon istri gua bilang kalau ibu sedang merenovasi rumahnya dan gua pengen bantuin dia dulu di semarang, padahal sebenarnya 3 hari itu gua puas puasin ibu mertua gua yang sexy tiap malamnya selalu gua buat terkapar bagaikan tak meiliki sumsum tulang

Ngentot Mama Yang Patah Hati

Jam 10 malam aku tidak bisa tidur ketika aku melewati kamar mamaku terdengar sayup2 suara mamaku sedang menangis, kudekati pintu kamarnya yg sedikit terbuka dan kulihat mama sedang menangis di tepi ranjang, kudekati mama “mama kenapa?tanyaku ... mama tidak menjawab pertanyaanku.. “ma ... ngomong dong sama doni mama kenapa? Mungkin doni bisa bantu mama, kemudian dengan mama melihat ke arahku dan berkata “ Don mama sudah ga berguna lagi, mama udah ga bisa bikin papamu betah di rumah, mama dah ga menarik lagi, papamu ternyata punya wanita simpanan di luar sana"sahut mama sambil memeluk aku dan tangisannya makin manjadi..... aku biarkan mamaku menangis di dadaku. Trus ku usap2 rambutnya “Ma jangan punya pikiran gitu, kalo menurut doni mama tuh bisa merawat tubuh, mama suka Fitnes, mama masih keliatan seger, trus mama tuh sexy bgt, kayaknya kalo cowo normal liat mama pasti greget alias horny, apalagi liat mama pake kimono pendek gini yg sedikit keliatan dalemannya, kataku. Huss. Ngaco kamu..sambil mencubit pinggangku .... nah gitu dong ma, brenti nangisnya.. khan cantik ... kataku... mama melepaskan pelukannya dan bersandar di sandaran ranjang, kali ini aku tidak bisa memungkiri kalo mama emang bener2 sexy, kimono tipisnya yg pendek memperlihatkan pahanya yang putih mulus dan dari belahan kimononya terlihat CD lingerie hitam transparan. Trus belahan dadanya yang menggoda, tanpa sadar gairah laki2 ku mulai membara.... tapi aku berusaha untuk menahan gejolak itu. Ma, udah ga usah di pikirin, biarin papa sama cewe lain ntar mama cepet tua mendingan mama nikmati hidup aja, jalan2, liburan atau apa gitu.. kataku, “iya sih kalo dipikir2 buat apa di pikirin bikin stress aja, sampe pernah juga mama punya pikiran nyari cowo lain buat bales dendam sekalian nyalurin kebutuhan bilogis mama, tapi mama ga bisa. Mama takut keterusan. Ya iyalah mama pasti gampang banget nyari cowok, siapa sih yang ga mau sama mama yang cantik and sexy.... kataku. "Apa bener mama masih cantik dan sexy" katanya. "Mah.. mama tuh body nya asik banget, sexy abis, apalagi kalo cowo ngeliatnya kaya sekarang ini, pake lingerie..., “Eh tau darimana mama pake lingerie” "Ya taulah mah, orang keliatan dari tadi juga" “Eh nakal yaa ngeliatin mama”, katanya.... "Abis Doni suka banget ngeliatnya, kaya pemain film panas alias bokep... kataku. "Huus ngaco kamu Don" "Mah...Mamah tuh sexy banget, apalagi kalo pake baju sexy atau lingerie, cowok mana yang ga mau....., pasti semua cowok pengen ML sama mama" kataku "Husss ngomong kemana aja, masa sih Doni ??? " "Coba aja mama pake pakean sexy trus Doni fotoin pasti mama suka ngeliatnya" "masa sih ??? ah ga mau mama malu di foto begitu apalagi Doni yang foto “jgn malu ma....masa sama anak sendiri malu, dijamin sexy kaya bintang film panas kataku”....sambil berlalu mengambil kamera SLRku. Setelah aku siap dengan peralatan kameraku, aku kembali ke kamar mamaku, dan kulihat mamaku sedang duduk bercermin ”Ayo dong ma mau ga di fotoin” kataku “pake baju apaan Doni?" Tanya mamaku " yah terserah mama, tapi bentar ma, baju yg mama pake juga oke” kataku. "Aduhhh...ga ah Doni...mama malu dan ga pede" "Ayo donk mah, justru mama harus pede sama tubuh mama sendiri, pantes aja papa selingkuh sama wanita kain, lah, mama sendiri ga pede kalau mama masih cantik, mau ya mah, please" Akihirnya mama mau juga difoto ,mamaku memang sexy sekali, sudah berapa pakaian sexy di kenakan sampe aku horny ngeliatnya, “Ma doni pengen juga dong difoto berdua ama mama” kataku “Knapa ga dari tadi, mama juga bosen difoto sendiri”, aku membuka baju dan celanaku, dan mama tercengang ketika melihat tubuhku yang sixpack, maklum aku rajin sekali fitness, "Don...tubuhmu bagus, mama sampai terpesona liatnya" "Ah...mama bisa aja". akhirnya kami berdua berpose sexy, setelah itu kami istirahat sambil melihat hasilnya dan ternyata mama memang menyukainya... ,Doni mama suka banget ngeliat pose kita, sexy banget ya...” ya iyalah mama sexy banget” kataku “ Doni juga sexy, kaya cowok2 di film bokep” kata mamaku sambil tersenyum. "Nah ketauan ya mama suka nonton film bokep, ternyata mama luarnya alim dalemnya binal ya".sahutku. "Iihhh...Doni nakal ya, ngegodain mama terus" "Mah, kita pose yang lebih hot lagi yuk" "ya sudah, mama ganti baju dulu ya" beberapa lama kemudian mama mengenakan baju transparan tanpa daleman sma sekali. Kelihatan seksi sekali tubuhnya, kemudian kami foto2 foto lagi, aku sudah semakin horny dengan pose2 mama yang merangsang....ketika pose mama menduduki aku, aku melihat mama sangat sexy sekali kemudian aku pegang buah dadanya, dan posisi memeknyaa tepat diatas menyentuh kontolku, kusingkapkan cd lingerie ku dan pas menempel di memek mama, mama menatapku, kemudian, menciumku dengan ganas dan menekankan memeknya ke kontolku,,,,, doni sayang kamu sexy banget, mama ga tahan sayang...... .... sayang masukin mama dah ga tahan ........ dan sejurus kemudian kontolku amblas di memek mama. "Ahhhh...Donnn...enak sayang...ahhh" "Mama suka?" "Suka banget Don...enak...nikmat...kontol kamu gede banget" "Iya mah...memek mama juga sempit, gila aja papa ngebiarin memek sempit kaya gini...ahhh...mah...enak mah" "Ahhh...ahhh...Don...kamu suka sayang memek mama" "Suka banget mah, ah...ah...ga nyangka mama sebinal ini kalau di atas ranjang" "Kalau gitu...mamahh...mamah...ahhh...udah ga perlu cari cowo laen lagi buat bales dendam...mama...ahhh..akan kasih tubuh mama ahhhh...ke kamu sayang..." sahut mama. "Iya mahhh...ahh...Doni...ahhh...bersedia jadi gigolo mama mulai sekarang" "Aghhhh...Don...mama juga akan jadi pelacur simpananmu dari sekarang...terus Donnn...genjot lebih dalem lagi...ahhhh Donnn...mama mau keluar" "Sabar sayang, kita keluar bareng bareng ya mah...Doni juga udah mau keluar...ahhhhh...mamaahhhhh...ahhh...terima sperma Doni mahhh...ahhh" "Ahhhhh...Doniiiiiiiii...maamah udah ga tahannnnn...ahhhhh" "Crottttt...crottt...crott"spermaku dengan deras menyemprot bagian rahim mama. Aku dan mama terkulai lemas. Kami berpelukan. "Terima kasih mah, Doni sayang mama" "Mama yang harusnya terima kasih sama kamu, makasih udah muasin nafsu seks mama" Kamipun kembali berciuman di atas ranjang dengan tubuh yang sudah bermandikan keringat. ===== Sinar mentari pagi masuk melalui jendela kamarku, pagi itu kulihat aku terbangun dengan tubuh yanog masih telanjang, aku sempat berpikir dan mengingat kejadian semalam, tak kusangka bahwa semalam aku sudah menyetubuhi mama. Entah bagaimana perasaan mama sekarang, yang pasti sepertinya maa sudah tidak ada di dalam kamarku. Aku bergegas memakai pakaianku kembali, dan keluar mencari mama, kulihat mama ada di dapur, dan terlihat dari raut wajahnya senyum mama yang selalu menghiasi wajah mama, berbandung terbalik ketika kemarin malam aku menghampiri mama. Saat itu mama memakai gaun tidur yang tipis sehingga bh dan cd mama yang berwarna hitam dapat kulihat dengan jelas. Tentu saja pemandangan itu mem membuat libidoku kembali naik. Kuhampiri mama yang sedang memasak di dapur, dan kupeluk mama dari belakang. Mama sedikit terkejut dengan kehadiranku yang tiba tiba, namun kembali mama tersenyum padaku dan memegang erat pelukan tanganku dari arah belakang. "Pagi macan"sahutku. "Loh ko mama dibilang macan sih" "Maksud Doni macan itu Mama Cantik" sahutku. "Hushhh...bisa aja kamu ngerayu mama" sahut mama. Kami kemudian terdiam sejenak, mungkin ada perasaan sedikit aneh bagi kami berdua, bukan perasaan sebagai ibu dan anak, namun perasaan sebagai kekasih. "Don...kamu tau ga apa yang kamu lakukan semalam ke mama" sahut mama. "Iya mah, semalam Doni sama mamah lagi ngentot" bisikku. "Hushhh...kamu itu kok ngomongnya jorok sih"sahut mama. "Tapi semalam mama suka kan?" Godaku. "Ihhh...kamu jail deh Don sama mamah, udah ah" "Mah, inti dari perbuatan Doni semalam, Doni ga pengen liat mamah larut terus dalam kesedihan, Doni ga tega liat mama diperlakukan seperti itu sama papa, udah jelas papa yang salah, dan Doni cuma mau nunjukkin ke papah juga kalau mama itu masih hot dan seksi" sahutku. "Doni...makasih ya sayang buat pengertian dan perhatianmu ke mamah, mama sayang banget sama kamu Don, saat ini cuma kamu yang bisa membuat mama bahagia"sahut mama. "Mah...Doni juga sayang banget sama mama" sahutku. Mama membalikkan tubuhnya, sehingga tubuh kami berdua saling berhadapan dan berpandangan, kulihat air mata mama sedikit mengalir membasahi pipinya. "Donn...berjanjilah sayang sama mama, jangan pernah tinggalin mama, saat ini cuma kamu yang mama perdulikan"sahut mama. "Iya mama, Doni janji, Doni akan membuat mama bahagia"sahutku. "Ohhh...Doni...." sahut mama sambil tidak bisa menahan tangis dan menyandarkan kepalanya di dadaku. Aku mengelus rambut mama perlahan lahan. "Sudah mah...mama jangan nangis lagi ya, boleh Doni bersihin air mata mama?" Tanyaku. Kulihat mama masih sedikit menangis dan hanya sedikit anggukan dari mama tanda setuju. Aku mendekatkan bibirku ke arah pipi mama yang basah, lalu kujulurkan lidahku mengecap semua air mata mama, kusapu seluruh pipi mama dengan lidahku. Mama memejamkan matanya menikmati semua sapuan lidahku di pipinya, lama kelamaan kuarahkan bibirku menuju ke bibir mama, dan kemuudian kami kembali berciuman, lidah mama langsung keluar menuju ke dalam mulutku, dan di dalam mulutku lidah kami saling bertautan dan saling jilat. "Emhhh...mah...ciuman mama nikmat, mama bener bener wanita yang bisa bikin pria mabuk kepayang, kalau menurut Doni ma, mama cari aja pria yang lebih bisa nyayangin mama, biar papa nyesel seumur hidup. "Don...mama sudah putuskan, tidak mungkin bagi mama menyerahkan tubuh mama ke yang pria lain, mulai saat ini tubuh mama ini akan mama gadaikan ke kamu saja anak mama satu satunya. "Mah...Doni seneng banget denger kata kata mama tadi, hanya saja kalau ada pria yang memang sayang sama mama, Doni juga akan turut senang kok mah, yang penting mama bahagia"sahutku. "Don, terus terang mama trauma dengan laki laki, mama takut kejadian papamu akan terulang, mama ga mau nanti malah kamu yang kena imbasnya, lagipula mama sudah memutuskan untuk memberikan tubuh mama ini ke kamu, kamu boleh mengeksploitasi tubuh mama sepuasmu Don, mama rela. Akupun terharu mendengar perkataan mama dan hampir saja meneteskan air mata. "Mama...Doni berjanji akan menjaga mama, Doni sayang mama". "Oh...Doni anakku, mama juga sayang kamu nak" ucap mama. Kembali kami melanjutkan cumbuan kami, kali ini mama sesikit mendorongku ke twmbok dapur, ciuman mama turun menuju leherku, dia menjilat dan mencupang seluruh leherku, setelah itu tangan mama bergerak membuka resleting celanaku, dan langsung membuka celana dalamku, kontolku yang sedari tadi tertahan di dalam kali ini keluar dengan tegak menantang. Tiba tiba mama berlutut di hadapanku swhingga muka mama kini tepat berhadan dengan kontolku. "Ohhh...kontolmu besar sekali sayang, lebih besar dari punya papamu, pantes aja mama kemaren bisa ketagihan. Tangan mama sedikit mengocok kontolku dengan perlahan, terasa olehku jemari mama yang halus. "Ahhh...mahh...enak mah...ahhh...gila kocokan mama bener bener nikmat"racauku. "Kamu ingin yang lebih nikmat lagj sayang, ayo katakan kalau kamu pengen yang lebih dari ini sayang"sahut mama. "Iya mah...Doni pengen yangblebih nikmat lagi" sahutku, akhirnya tanpa menunggu lebih lama mama langsung mengulum kontolku, dan terlihat kontolku yang besar benar benar sesak di mulut mama yang kecil. Mama masih terus memaksa masuk kontolnya ke mulutnya, akhirnya kontolku masuk hampir 3/4nya dan sepertinya itu sudah usaha maksimal yang mama lakukan. kontolku di dalam mulut mama langsung dijamu oleh tarian lidahnya yang menjilat jilat bagian penisku membuatku semakin kegelian, nikmat dan ngilu. "Ahhhhh...mahhh...gila...ternyata mama luarnya aja yang alim, ternyata mama binal juga ya kalau lagi kaya begini" pujiku. "Mah boleh ga Doni foto mama pake hp"sahutku. Mama langsung melepaskan sepongannya padaku. "Iihhh..buat ngapain sih say...ga ahhh...mama malu" sahutnya. "Aduh mah ini cuma buat koleksi pribadi Doni aja ko, dijamin deh yang tau cuma kita berdua saja, pleasw boleh ya mah..." sahutku "Ya sudah terserah kamu lah"sahut mama. Akhirnya aku mengambil hp sam**ng s7 ku, di kamarku, dan begitu keluar kamar, mama sudah berada di kursi tamu dan langsung membuka dasternya, aehingga mama hanya menggunakan cd dan celana dalamnya saja yang berwarna hitam. Mama menghampiriku, dan kembali langsung berlutut di hadapanku dan langsung menyepong kontolku. Akupun langsung memfoto mama dengan hp ku. "Mah...sambil nyepong liat ke hp dunk sebentar, dan pasang muka nakal dong mah"sahutku. Mama akhirnya menghadapkan wajahnya ke arah kamera hp sambil menyepong dan memasang muka nakal. "Ohhhh...mahhhh...luar biasa...nikmatttt...pose mama nakal...mama cocok deh jadi bintang film porno jepang, mulai sekarang mama ga perlu ngomong sopan ya mah, kalau kaya gini mama mirip kaya geisha yang lagi ngelayanin tamunya deh" sahutku. Sepertinya omonganku ke mama semakin membuat mama horny, mama memadukan sepongan dan kocokan tangannya mempermainkan kontolku. "Agghh...Donnn...mama suka kontolmu... mama sekarang sudah jadi budak seksmu"aahhut mama dengan kata kata binal. Akupun mengangkat mama dan mendudukkan mama di sofa, kubuka cd mama dan kurenggangkan kedua kakinya, aku terpesona dengan memek mama yang di penuhi bulu jembut. Aku langsung memfoto mama dalam posisi seperti itu. "Ohhh...mama wanita nakal ya sekarang"sahutku, akupun langsung menjilat bagian bibir vagina mama, mama langsung kelojotan menerima jilatanku pada bibir memeknya. Raut wajah mama yang semakin nafsu ketika ko oral memeknyapun tak lepas dari jepretan kamera hpku. "Auhhhh...Donnn...apa yang kamu lakukan sayang...ahhh...geli...nikmat....aahh" desah mama. Aku semakin liar, kutaruh hpku, dan langsung konsentrasi menjilati memek mama, kali ini kupaksakan masuk lidahku lebih ke dalam, rasa asin dari memek mama hanya menambah gairah dan nafsuku pada mama, kujilat, dan kuhisap itil mama, membuat mama semakin menggeliat hebat. "Donnn...ihhh...ahhhhh...auhhhh...Doni...ahhhhh... mama ga kuat sayang...ahhhh...ahhh...nikmatttttt...auhhhhhhhhhh "teriak mama dan bersamaan dengan itu kulihat tubuh mama mengejang, tanda mama sudah mencapai orgasmenya. Cairan vagina mama aemakin banyak di mulutku. Nafas mama tersenggal senggal. "Gimana sayang, enak banget kan dijilat memeknya"sahutku. Mama hanya sedikit mangangguk, kemudian dengan sisa tenaga yang ada mama bangun dan duduk tegap di sofa, aku berdiri, swhingga kontolku kembali sudah ada di hadapan mama. Mama kembali menyepong kontolku sejenak. Setelah kontolku basah dengan air liurnya, kembali aku menidurkan mama di sofa, dan meregangkan kedua kaki mama, kuarahkan kontolku ke memek mama, namun tudak langsung kumasukkan, aku hanya menggesekkan kepala penisku di bagian bibir memeknya. Dan sepertinya hal seperti ini kembali membuat nafsu mama kembali. "Ohhh...Donnn...geli...ahhh...masukkan kontolmu Don..."rengek mama. Aku sengaja masih tidak memasukkan kontolku dulu. "Mama mau kontol Doni ngentot mama?". "Iya Don...entot mama sekarang...mama udah ga tahan...please...mama butuh kontolmu...please..."pinta mama. "Hahaha...liat pah sekarang akibatnya, kalau papa mencampakkan mama, akibatnya sekarang tubuh mama jadi milik Doni...jangan nyesel loh pah...mama sendiri yang meminta minta kontol Doni"sahutku. "Iya pah...mulai saat ini mama sudah resmi jadi pelacurnya Doni, siapa suruh papa mencampakkan mama, sekarang tanggung sendiri akibatnya, aku tak butuh lagi kontolmu pah...ternyata kontol Doni bisa muasin mamah"sahut mama. "Ohhh...mah...kamu bener bener wanita binal, lihat pah, sekarang Doni mau entot mama, kamu siap mah" tanyaku. "Siap sayang...cepet masukkan...liat pah sekarang kontol Doni mau masuk ke memek mama, mama udah ga sabar pah...aahhhhhhhh"teriak mama ketika kontolku amblas di memek mama. "Ohhhh...pah...ternyata memek mama masih legit pah, bodoh banget kamu pah ngebiarin memek kaya gini" sahutku menyindir papaku. Aku mulai menggenjot mama, kukeluar dan kumasukkan kembali kontolku dengan herakan berulang ulang bahkan aku lama lama menghujamkan dengan keras kontolku ke memek mama. "Ahhhh...ahhh...Donnn..ahhh..menak sayang...terus...ahhh...entot terus mamamu yang nakal...ahhhhhhh...ahhhh"desah mama. Setelah beberapa saat, aku dan mama berganti posisi. Aku duduk di aofa, sementara mama mengangkang kan kakinya naik diantar dua pahaku dan kemudian memasukkan kontolku kembali ke memeknya, kedua tangan mama memegang pundakku, ohhh sungguh posisi seperti ini yang membuat aku semakin birahi dengan mama. "Ahhh...mahhh...gila...enak banget mah...ahhh...ahhh...mama bener bener pelacur papan atas...ahhhhh". "Ahhh...Donnn...mama juga enak...nikmat Donnn...ahhh...mama ga kuat sayang...ahhh...ahhhh" deaah mama. "Sabar mah...sebentar lagi mah...ahhh...Doni juga mau keluar...ah...ahhh...kita keluar berbarengan ya mahhh...ahhh..mahhh...mama...ahh" desahku. "Ahhh...auhhh...iya Donn...mama juga mau keluar lagi nih...ahhh...ah...ahhh...Donnnn...auhhhh" desah mama kembali orgasme dan di saat yang bersamaan... "Aggghhh...mahhh Doni juga mau keluarrr...ahhh...terima sperma Doni...ahhh...liat pah...akan Doni siram memek mama...ahhhh...mahhhhhhh" terakku. "Crittt...critt....crottt..."spermaku langsung menyiram dan menyemprot dengan deras di rahim mama. Mama terkulai lemas di pelukanku. Tubuhnya sudah basah dengan keringat. "Aghh...mahhh...luar biasa mah...mama bener bener nafsuin...kalu kaya gini Doni juga ga rela kalau sampai mama dimiliki laki laki lain, Doni pengen memiliki tubuh mama seutuhnya"sahutku. "Iya sayang tubuh mama ini sekarang sudah menjadi milikmu, kamu sekarang pemilik sah tubuh mama, mama tidak akan menyerahkan tubuh mama ke siapapun"sahut mama. Akhirnya kami berdua pun kembali berciuman mesra. "Terima kasih mah buat tubuhmu yang indah" sahutku.